Berandasehat.id – Ada satu alasan lagi untuk mendapatkan vaksin herpes zoster. Rasa sakit dan gangguan akibat herpes zoster atau cacar api tidak berakhir dengan kemunculannya, tetapi efeknya bisa berlangsung lama. Studi terkini menemukan bahwa satu kali serangan herpes zoster meningkatkan penurunan kognitif hingga 20%.
Herpes zoster adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus Varicella zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Herpes zoster terjadi ketika virus cacar air yang tidak aktif aktif kembali di dalam tubuh.
Meskipun tidak mengancam jiwa, herpes zoster dapat melumpuhkan karena rasa sakit yang parah yang ditimbulkannya. Beberapa orang mungkin mengalami komplikasi seperti neuralgia pasca herpes, rasa sakit seperti terbakar pada saraf dan kulit yang bertahan lama setelah ruam menghilang.
Mereka yang menderita herpes zoster mata mungkin mengalami nyeri mata yang hebat, yang bahkan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
Herpes zoster juga dikaitkan dengan masalah neurologis seperti radang otak (ensefalitis), kelumpuhan wajah, dan masalah dengan pendengaran atau keseimbangan.
Untuk pencegahan, orang dewasa berusia 50 tahun ke atas dianjurkan untuk mendapatkan vaksin Shingrix, vaksinasi yang disetujui FDA untuk melawan herpes zoster.

Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara herpes zoster dan demensia, tetapi temuannya sering kali saling bertentangan.
Jadi, para peneliti dalam penelitian terbaru melakukan penyelidikan jangka panjang yang melibatkan 149.327 peserta yang menyelesaikan survei kesehatan setiap dua tahun, yang mencakup pertanyaan tentang episode herpes zoster dan penurunan kognitif.
“Para peneliti menemukan bahwa riwayat herpes zoster secara signifikan dan independen dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi — sekitar 20 persen lebih tinggi — penurunan kognitif subjektif pada wanita dan pria,” demikian pernyataan dalam rilis berita.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa pria yang merupakan pembawa gen tertentu – APOE4 – memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kognitif dan demensia. Namun, tidak ada hubungan seperti itu pada peserta wanita.
“Temuan kami menunjukkan implikasi jangka panjang dari herpes zoster dan menyoroti pentingnya upaya kesehatan masyarakat untuk mencegah dan mempromosikan penggunaan vaksin herpes zoster,” kata penulis korespondensi Dr. Sharon Curhan, Divisi Channing untuk Kedokteran Jaringan di Rumah Sakit Brigham and Women’s.
“Mengingat semakin banyaknya orang Amerika yang berisiko terkena penyakit yang menyakitkan dan sering melumpuhkan ini dan tersedianya vaksin yang sangat efektif, vaksinasi herpes zoster dapat memberikan peluang yang berharga untuk mengurangi beban herpes zoster dan mungkin mengurangi beban penurunan kognitif selanjutnya,” tandas Dr. Curhan.
Hasil studi telah dipublikasikan di jurnal Alzheimer’s Research & Therapy. (BS)