Berandasehat.id – Bagi kalian yang merencanakan memulai diet penurunan berat badan, sebaiknya baca ini. Ilmuwan mengatakan keberhasilan turun berat badan bergantung pada penyertaan lebih banyak protein dan serat sambil membatasi kalori.
Menurut sebuah studi yang menguji program diet baru, personalisasi dan fleksibilitas juga merupakan kunci untuk kepatuhan jangka panjang.
Di University of Illinois, para peneliti menguji program penurunan berat badan baru yang disebut Individualized Diet Improvement Program (iDip) yang melibatkan peningkatan asupan protein dan serat sambil mengonsumsi 1.500 kalori atau kurang setiap hari selama satu tahun.
Tim peneliti iDip menciptakan alat unik yang menunjukkan jumlah protein dan serat dalam makanan per kalori dan memberikan kisaran target untuk setiap makanan.
Dengan menggunakan ini, para pelaku diet dapat membuat rencana individual, meningkatkan asupan protein mereka menjadi sekitar 80 gram dan asupan serat mereka menjadi sekitar 20 gram setiap hari.
Para peneliti menindaklanjuti kebiasaan diet dan berat badan para peserta menggunakan timbangan yang mendukung Wi-Fi. Peserta yang berhasil menyelesaikan program mengalami penurunan berat badan sebesar 12,9%.
Hasilnya menunjukkan korelasi terbalik yang kuat antara persentase serat dan protein yang dikonsumsi dan penurunan berat badan pelaku diet.

iDip menggunakan alat visualisasi data dan edukasi diet terperinci untuk membantu peserta memahami nutrisi utama. Hal ini memungkinkan mereka membuat rencana penurunan berat badan yang dipersonalisasi, aman, dan efektif, menurut pemimpin penelitian Manabu T. Nakamura.
“Pendekatan iDip memungkinkan peserta untuk bereksperimen dengan berbagai iterasi diet, dan pengetahuan serta keterampilan yang mereka kembangkan saat menurunkan berat badan berfungsi sebagai dasar untuk pemeliharaan yang berkelanjutan,” kata Nakamura.
Fleksibilitas dan personalisasi adalah kunci dalam menciptakan program yang mengoptimalkan keberhasilan pelaku diet dalam menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Perubahan pola makan yang berkelanjutan, yang bervariasi dari orang ke orang, harus dicapai untuk mempertahankan berat badan yang sehat, sebut Nakamura dalam rilis berita.
Penelitian ini melibatkan 22 peserta, termasuk sembilan pria dan tiga belas wanita, berusia antara 30-64 tahun.
Peserta memiliki berbagai penyakit penyerta seperti kolesterol tinggi, masalah rangka, hipertensi, diabetes, penyakit hati berlemak nonalkohol, kanker, dan depresi.
Saat menganalisis penurunan berat badan di berbagai penyakit penyerta, para peneliti membuat beberapa pengamatan menarik: peserta dengan depresi kehilangan lebih sedikit berat badan (2,4% dari berat awal mereka) dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami depresi (8,39%).
Namun, penurunan berat badan serupa di berbagai kondisi kesehatan, usia, dan jenis kelamin lainnya.
Saat para peneliti melakukan analisis komposisi tubuh, mereka mencatat bahwa peserta iDip kehilangan rata-rata 7,1 kg lemak sambil mempertahankan massa tubuh rampingnya.
Mereka yang kehilangan lebih dari 5% berat badan mengalami 78% penurunan berat badan dari lemak. Secara keseluruhan, massa lemak menurun dari 42,6 kg menjadi 35,7 kg, dan ukuran pinggang berkurang 7 cm setelah enam bulan dan 9 cm setelah 15 bulan.
Penelitian ini sangat menyarankan bahwa peningkatan asupan protein dan serat sekaligus mengurangi kalori diperlukan untuk mengoptimalkan keamanan dan kemanjuran diet penurunan berat badan, kata Mindy H. Lee, penulis pertama, dan ahli diet-nutrisi terdaftar untuk program iDip, dirangkum Medical Daily. (BS)