Berandasehat.id – Dampak COVID-19 terhadap kesehatan mental telah menjadi topik yang menjadi perhatian. Sebuah studi skala besar baru yang melibatkan data dari sekitar 18 juta orang dewasa menambah lebih banyak bukti pada hubungan tersebut.
Dari studi itu para peneliti melihat insiden penyakit mental yang lebih tinggi setelah infeksi COVID parah pada orang yang tidak divaksinasi.
Studi yang dipublikasikan di Jama Psychiatry menyelidiki hubungan antara status vaksinasi COVID-19 dan insiden penyakit mental seperti depresi, penyakit mental serius, kecemasan umum, gangguan stres pascatrauma, gangguan makan, kecanduan, menyakiti diri sendiri, dan bunuh diri.
Studi ini meneliti catatan kesehatan 18.648.606 orang dewasa berusia 18 hingga 110 tahun. Dari jumlah tersebut, 1.012.335 orang telah terkonfirmasi didiagnosis COVID-19.
Di antara kelompok yang divaksinasi yang berjumlah 14.035.286 orang dewasa, 866.469 orang telah terkonfirmasi didiagnosis COVID-19.

Dalam kelompok yang tidak divaksinasi, yang mencakup 3.242.215 orang dewasa, 149.745 orang telah terkonfirmasi terdiagnosis COVID-19.
Studi tersebut mencatat bahwa insiden sebagian besar penyakit mental meningkat selama minggu ke-1 hingga ke-4 setelah diagnosis COVID-19, dibandingkan dengan sebelum atau tanpa COVID-19.
Peningkatan insiden penyakit mental setelah infeksi COVID-19 terutama diamati di antara kasus-kasus yang memerlukan rawat inap, dan risikonya tetap tinggi hingga satu tahun setelah COVID-19 parah pada individu yang tidak divaksinasi.
Ketika membandingkan insiden depresi antara kasus COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dan yang tidak dirawat di rumah sakit, peneliti menemukan bahwa depresi 16,3 kali lebih umum di antara mereka yang dirawat di rumah sakit.
Sebaliknya, depresi 1,22 kali lebih tinggi pada individu yang tidak dirawat di rumah sakit. Perbandingan ini dilakukan terhadap tingkat depresi individu yang tidak memiliki COVID-19 atau tingkat sebelum infeksi.
Namun, pada mereka yang menerima suntikan COVID, kejadian depresi dalam situasi non-rumah sakit serupa dengan risiko mereka sebelum atau tanpa COVID-19.
Temuan ini menambah bukti yang semakin banyak yang menyoroti risiko penyakit mental yang lebih tinggi setelah diagnosis COVID-19. Manfaat vaksinasi dalam mengurangi risiko ini, dengan hubungan yang lebih kuat ditemukan terkait dengan penyakit COVID-19 yang lebih parah, dan hubungan jangka panjang yang terutama terkait dengan penyakit mental yang baru muncul.
“Hasil studi menyoroti pentingnya vaksinasi COVID-19 pada populasi umum dan khususnya di antara mereka yang memiliki penyakit mental, yang mungkin berisiko lebih tinggi terhadap infeksi SARS-CoV-2 dan hasil yang buruk setelah COVID-19,” kata Dr. Venexia Walker, penulis utama studi. (BS)