Berandasehat.id – Individu Berkebutuhan Khusus (IBK) masih harus berjuang untuk bisa mendapatkan hak setara di masyarakat, khususnya dalam hal lapangan kerja. IBK pada dasarnya memiliki potensi yang luar biasa, khususnya dalam pekerjaan yang sesuai dengan minatnya.

Menuruh Diah, perwakilan dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Kemensos, sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016, perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit 1% penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja. “Sedangkan bagi BUMN/BUMD, diwajibkan menyerap 2% tenaga kerja dari penyandang disabilitas,” ujarnya di acara JCDC Career Day yang dihelat di MyJCDC Kedoya Jakarta Barat, Kamis (29/8/2024).

Diah mengatakan, rekrutmen dan penempatan tenaga kerja bahkan menjadi penilaian tahunan untuk pemilihan perusahaan terbaik yang mempekerjakan penyandang disabilitas. “Kenapa ini jadi isu dan harus dipromosikan, karena banyak riset mengatakan bahwa penyandang autisme itu punya bakat istimewa. Mereka memiliki minat yang sangat spesifik sehingga bisa menjadi expert di bidang tertentu,” tuturnya.

IBK dinilai memiliki pola dan daya ingat yang baik, juga punya berbagai bakat. “Yang masih jadi PR adalah bagaimana mengenali bakat istimewa mereka sehingga kita bisa berikan akses yang tepat. Bisa memenuhi hak-haknya sebagaimana warga negara lainnya,” ujar Diah.

Lebih lanjut Diah mengatakan, di tiap daerah telah tersedia unit disabilitas yang menjadi penghubung antara pengelola dan penyandang disabilitas. “Pencari kerja/perusahaan bisa posting di unit disabilitas itu nanti akan dihubungkan (dengan penyandang disabilitas),” ujarnya.

Diah mengapresiasi upaya MyJCDC dalam menggelar Career Day yang memfasilitasi individu dengan disabilitas. “Dalam lingkup mikro, MyJCDC menjadi penghubung anak-anak istimewa ini dengan pengelola perusahaan. Diharapkan anak-anak ini bisa magang di perusahaan,” ujarnya.

Dia menyebut, ada image lebih positif mempekerjakan kaum disabilitas. “Bahkan pelanggan tertentu lebih suka dilayani disabilitas,  perusahaan juga melaporkan kenaikan penjualan saat mempekerjakan karyawan disabilitas,” terang Diah.

Diah, perwakilan dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Kemensos (kiri) dan Anna Soenardi, Ketua Yayasan Cita Anak Bangsa di acara JCDC Career Day 2024 (dok. Berandasehat.id)

Diakui, adaptasi individu berkebutuhan khusus, seperti penyandang autisme di lingkungan kerja tidak mudah. Untuk itu disarankan ada job coach atau pendampingan yang disediakan oleh pengelola perusahaan. “Tujuannya untuk memastikan mereka merasa nyaman. Kalau nyaman mereka akan bekerja dengan tekun,” beber Diah.

Keberagaman IBK Perkaya Tim Kerja

Kesempatan sama, Nadia Emanuella Gideon, pendiri dan direktur pelaksana Klinik Tumbuh Kembang JCDC mengatakan, keberagaman mereka akan dapat memperkaya tim kerja yang ada di perusahaan serta meningkatkan produktivitas karyawan secara keseluruhan.

“Memberikan kesempatan kepada IBK bukan hanya soal inklusi sosial, tetapi juga tentang membangun tim yang lebih kuat dan kreatif. IBK membawa perspektif yang unik, serta semangat yang mampu mendorong inovasi dalam organisasi,” ujar Nadia. “Dengan mendukung IBK, perusahaan dapat menciptakan nilai yang lebih besar bagi bisnis mereka dan bagi masyarakat secara keseluruhan.”

Untuk dapat berperan lebih membantu para IBK, JCDC tidak hanya mendirikan pusat perkembangan anak yang mendukung kebutuhan spesifik IBK, tetapi juga mengembangkan Yayasan Cita Anak Bangsa.

Yayasan itu akan menjadi jembatan bagi perusahaan dalam menyalurkan dana sosial mereka untuk merangkul dan membantu para IBK. “Terutama mereka yang mengalami kendala finansial agar memiliki akses ke peluang yang sama untuk dapat berkembang dan berkontribusi dalam memajukan Indonesia.” kata Anna Soenardi, Ketua Yayasan Cita Anak Bangsa.

Anna menambahkan, bagi banyak IBK dan keluarga mereka, kesempatan ini bukan hanya tentang pekerjaan, melainkan harapan untuk masa depan yang lebih baik. “Sebuah kesempatan untuk merasakan makna dalam hidup,” ujarnya.

JCDC Career Day

JCDC Career Day akan dilaksanakan secara rutin setiap tahun sebagai gerakan berkelanjutan untuk mendorong inklusivitas di dunia kerja.

“Melalui acara ini, perusahaan kami undang untuk berinteraksi langsung dengan IBK, melihat potensi luar biasa yang mereka miliki, dan memahami bagaimana keberagaman dapat memperkaya tim serta meningkatkan produktivitas,” terang Anna.

JCDC dan Yayasan Cita Anak Bangsa juga berkomitmen untuk memberikan panduan dan dukungan kepada perusahaan mengenai cara terbaik untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan mendukung bagi IBK sebagai perwujudan inklusivitas.

IBK menunjukkan karya di JCDC Career Day 2024 (dok. ist)

Dukungan ini mencakup pelatihan, mentoring, serta penyesuaian lingkungan kerja yang diperlukan untuk memastikan IBK dapat berkontribusi secara optimal.

Diharapkan JCDC Career Day ini dapat menginspirasi lebih banyak perusahaan untuk melihat potensi luar biasa yang dimiliki oleh IBK dan untuk mengambil langkah nyata dalam mewujudkan inklusivitas di tempat kerja.

Dengan dukungan dan partisipasi perusahaan, JCDC Career Day diharapkan dapat membuka jalan bagi IBK untuk meraih kesuksesan, sekaligus membantu perusahaan menemukan talenta yang mungkin selama ini terlewatkan.

“Kami berharap di Indonesia semakin banyak perusahaan yang aware terhadap individu berkebutuhan khusus dan memberikan ruang untuk menunjukkan kemampuan dan bakatnya. MyJCDC telah tiga tahun melakukan pendampingan dan dukungan dana untuk modal usaha bagi IBK agar mereka bisa produktif dan mandiri di masyarakat,” tandas Nadia. (BS)