Berandasehat.id – Diabetes adalah gangguan metabolisme kronis yang mempengaruhi sekitar 1 dari 10 orang di seluruh dunia. Jumlah penyandang diabetes diperkirakan akan meningkat menjadi 643 juta pada 2030.
Pada 2021, diperkirakan 720 juta orang menderita pradiabetes, dengan jumlah yang diproyeksikan akan meningkat sebesar 11% pada 2045.
Penderita diabetes dan pradiabetes menghadapi peningkatan risiko penuaan otak yang dipercepat. Namun ada hikmah di balik setiap kejadian: Menjalani gaya hidup sehat dapat menangkal efek ini.
Tetap aktif secara fisik, menghindari merokok, dan mengurangi asupan alkohol, dapat secara signifikan mengurangi dampak diabetes dan pradiabetes pada otak.
Meskipun diabetes diketahui meningkatkan risiko demensia, dampak pastinya pada penuaan otak masih belum jelas.
Studi terbaru, yang diterbitkan dalam Diabetes Care, menyelidiki bagaimana pradiabetes dan diabetes mempengaruhi penuaan otak pada individu yang bebas demensia/kepikunan.
Studi tersebut mencatat penuaan yang dipercepat khususnya di antara pria dan mereka yang memiliki kesehatan kardiometabolik yang buruk.
Para peneliti menggunakan pembelajaran mesin untuk memperkirakan usia otak menggunakan pemindaian MRI (magnetic resonance imaging) dari 31.000 peserta dari UK Biobank, peserta berusia antara 40 dan 70 tahun.

Semua peserta bebas dari demensia dan menjalani hingga dua pemindaian otak selama 11 tahun tindak lanjut.
Analisis menunjukkan bahwa pradiabetes dikaitkan dengan peningkatan usia otak sebesar 0,5 tahun dan diabetes dengan peningkatan 2,3 tahun. Otak tampak lebih tua empat tahun daripada usia kronologis pada mereka yang menderita diabetes yang tidak terkontrol.
Peneliti mengatakan, hubungan antara (pra)diabetes dan BAG (usia otak dikurangi usia kronologis) yang lebih tinggi lebih jelas pada pria dan pada orang dengan dua atau lebih faktor risiko kardiometabolik.
Dalam analisis paparan sendi, memiliki gaya hidup sehat (yaitu, tidak merokok, tidak minum alkohol berat, dan aktivitas fisik yang tinggi) secara signifikan melemahkan hubungan diabetes-BAG.
Memiliki otak yang tampak lebih tua untuk usia kronologis seseorang dapat menunjukkan penyimpangan dari proses penuaan normal dan dapat menjadi tanda peringatan dini untuk demensia, menurut penulis utama studi Abigail Dove, dari Karolinska Institutet, Swedia.
Namun, studi tersebut juga menawarkan sisi positif, yang menunjukkan bahwa mereka yang menderita diabetes berpotensi meningkatkan kesehatan otak melalui gaya hidup sehat.
Prevalensi diabetes tipe 2 tinggi dan terus meningkat di masyarakat. Studi itu diharapkan akan membantu mencegah gangguan kognitif dan demensia pada penderita diabetes dan pradiabetes. (BS)