Berandasehat.id – Wanita yang menjalani perawatan asma lebih mungkin mengalami keguguran dan memerlukan perawatan kesuburan untuk hamil dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita asma, menurut studi yang dipresentasikan pada Kongres Masyarakat Pernapasan Eropa (ERS) di Wina, Austria.
Asma merupakan kondisi kronis yang mempengaruhi kesehatan tubuh lebih dari sekadar wilayah paru. Sebuah studi baru telah mengungkapkan bahwa asma pada wanita meningkatkan risiko keguguran dan masalah kesuburan.
Namun, studi tersebut juga menemukan bahwa setelah perawatan kesuburan, jumlah kelahiran hidup sama untuk wanita dengan atau tanpa asma, yang menunjukkan bahwa kondisi tersebut tidak mempengaruhi peluang keseluruhan untuk memiliki kehamilan yang sukses.
Tim peneliti menemukan bahwa wanita yang memenuhi definisi asma memiliki tingkat keguguran yang lebih tinggi dan peningkatan penggunaan perawatan kesuburan.
Semakin parah asma dan semakin banyak serangan yang dialami wanita, semakin besar kemungkinan mereka memerlukan perawatan kesuburan.

“Mengapa demikian, tidak jelas. Hal ini mungkin terkait dengan peradangan sistemik di seluruh tubuh, termasuk organ reproduksi wanita,” kata Dr. Anne Vejen Hansen, peneliti yang mempresentasikan studi tersebut dikutip Medical Daily.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa wanita dengan asma membutuhkan waktu lebih lama untuk hamil saat menjalani perawatan kesuburan, dan mereka yang berhasil lebih mungkin berhasil setelah menjalani perawatan kesuburan.
Namun, karena sebagian besar penelitian ini hanya berfokus pada wanita yang akhirnya hamil, penelitian saat ini meneliti dampak asma pada kesuburan menggunakan data skala nasional.
Untuk ini, para peneliti menganalisis hasil reproduksi 769.880 wanita yang lahir di Denmark antara tahun 1976 dan 1999. Mereka diikuti selama sekitar 20 tahun sejak tahun 1994. Para peserta yang secara teratur menggunakan obat anti-asma dianggap menderita asma.
Tim studi menemukan bahwa wanita dengan asma mengalami tingkat keguguran janin yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa asma (17,0% vs. 15,7%) dan lebih banyak menggunakan perawatan kesuburan (5,6% vs. 5,0%).
Namun, proporsi yang kemudian melahirkan adalah 77% pada wanita dengan dan tanpa asma, yang menunjukkan bahwa asma tampaknya tidak mempengaruhi jumlah kelahiran hidup.
Mengingat temuan tersebut menunjukkan bahwa tingkat keparahan asma dapat mempengaruhi kesuburan, para peneliti menekankan pentingnya pengendalian asma yang efektif untuk meningkatkan hasil reproduksi pada wanita. (BS)