Berandasehat.id – Anak-anak sering meniru apa yang mereka lihat, termasuk dalam penggunaan perangkat gawai. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kebiasaan layar anak-anak sangat mirip dengan orang tua mereka.
Waktu layar yang berlebihan dalam keluarga dapat berdampak negatif pada perkembangan bahasa anak-anak, menurut studi yang diterbitkan dalam Frontiers in Developmental Psychology.
Studi menyarankan perlunya membatasi waktu layar dan lebih fokus pada interaksi tatap muka dalam keluarga untuk meningkatkan keterampilan bahasa.
“Studi kami mengungkapkan bahwa pola penggunaan layar anak-anak mirip dengan orang tua mereka,” kata Dr. Tiia Tulviste dari Universitas Tartu, penulis utama studi dalam rilis berita.
Dr. Tulviste menyampaikan peneliti bahasa anak menekankan pentingnya interaksi sehari-hari dengan orang dewasa dalam perkembangan bahasa awal, di mana anak-anak terlibat secara aktif.

Pada saat yang sama, kita tahu bahwa semua anggota keluarga cenderung menggunakan perangkat layar mereka. Karena waktu terbatas, kita perlu mencari tahu bagaimana persaingan sengit antara interaksi tatap muka dan waktu layar mempengaruhi perkembangan bahasa anak.
Untuk meneliti dampak waktu menonton layar terhadap kosakata dan keterampilan tata bahasa anak-anak, tim peneliti mempelajari lebih dari 400 orang tua dan anak-anak mereka yang berusia 2,5 hingga 4 tahun.
Selanjutnya, para peneliti memeriksa kebiasaan menonton layar dari kedua orang tua dan anak-anak, beserta penilaian terhadap perkembangan bahasa mereka.
Temuan tersebut mengungkapkan hubungan yang jelas antara waktu menonton layar yang berlebihan dengan keterampilan kosakata dan tata bahasa yang buruk pada anak-anak.
Anehnya, bahkan aktivitas berbasis layar yang mendorong sosialisasi atau menonton bersama tidak meningkatkan perkembangan bahasa.
Bermain gim video, khususnya, ditemukan dapat merusak keterampilan bahasa, terlepas dari apakah anak, ibu, atau ayah yang terlibat dalam permainan tersebut.
Meskipun membaca buku elektronik dan memainkan beberapa gim edukatif dapat memberikan kesempatan belajar bahasa, terutama untuk anak-anak yang lebih besar, penelitian menunjukkan bahwa selama tahun-tahun pertama kehidupan, faktor yang paling berpengaruh adalah interaksi verbal tatap muka sehari-hari antara orang tua dan anak, terang Dr. Tulviste.
Temuan tersebut memberikan wawasan berharga tentang dampak waktu menonton layar terhadap keterampilan bahasa anak-anak, namun studi diakui memiliki keterbatasan tertentu.
Karena menggunakan desain cross-sectional, para peserta hanya diobservasi satu kali, tanpa melacak perkembangan mereka dalam jangka waktu yang lebih lama.
Selain itu, data dikumpulkan sebelum pandemi COVID-19, yang mungkin mempengaruhi pola waktu menonton layar secara signifikan dan dapat berdampak pada temuan. (BS)