Berandasehat.id – Di masyarakat masih luas beredar mitos penanganan luka, di antaranya memakai kecap, larutan garam hingga air ludah dioleskan pada luka. Tujuannya untuk membuat luka cepat kering dan sembuh lebih cepat.

Padahal, swamedikasi atau pengobatan mandiri tanpa berbasis bukti ini bisa membuat luka makin parah, alih-alih sembuh.

Menurut pemengaruh medis di media sosial, dr. Kevin Mak, menangani luka yang keliru bisa menimbulkan masalah baru. “Luka malah bisa menjadi parah bukannya cepat kering. Bayangkan luka disiram air garam seperti apa rasanya, pasti perih,” ujarnya di acara diskusi Leveraging Medical Expertise: Empowering Communities with First Aid Knowledge on Wound Management yang dihelat Hansaplast di Jakarta, baru-baru ini.

Sementara soal mengobati luka dengan madu, Kevin mengatakan tergantung madunya. “Madu di pasaran banyak yang dicampur gula, jadi bukan madu murni. Lain halnya dengan madu jenis tertentu yang mengandung antiseptik alami masih bisa digunakan untuk sementara jika tidak ada obat tersedia,” terangnya.

dr. Kevin Mak (dok IG @drkevinmak)

Selain mengandung antiseptik, madu juga mengandung antioksidan dan antiradang yang membantu penyembuhan luka.

Studi menyebut, pH asam pada madu dapat mempercepat penyembuhan. Madu memiliki pH asam antara 3,2 dan 4,5. Ketika dioleskan pada luka, pH asam mendorong darah melepaskan oksigen, yang penting untuk penyembuhan luka

Untuk mengobati luka, Kevin menyarankan memakai antiseptik spray yang praktis. “Sudah terbukti secara ilmiah dari berbagai jurnal medis cairan antiseptik ini memang efektif dalam mengobati luka. Juga tidak perih saat disemprotkan di atas luka,” lanjutnya.

Prinsip pengobatan luka adalah bersihkan dan lembabkan. “Luka harus lembab, bukan basah, agar mempercepat penyembuhan,” beber Kevin.

Dia mendorong penyandang diabetes untuk mewaspadai luka. Karena luka yang muncul pada penderita diabetes butuh waktu lebih lama untuk  sembuh sehingga membutuhkan perhatian khusus.

“Bila luka tak kunjung sembuh, meradang, bengkak, mengeluarkan darah bahkan nanah harus selekasnya dibawa ke klinik untuk penanganan lebih lanjut,” saran Kevin.

Untuk mencegah luka pada penyandang diabetes, Kevin menyarankan untuk memberikan perhatian lebih pada kaki, misalnya cermat memilih sepatu. “Pilih sepatu yang pas, karena ada alas kaki yang bikin lembab dan memicu luka,” bebernya.

Manfaat madu untuk mengatasi luka (dok. ist)

Bagi penyandang diabetes yang harus banyak berdiri usahakan untuk sesekali duduk guna mengurangi tekanan pada kaki.

Kesempatan sama, General Manager Health Care Beiersdorf Enno Martini mengatakan, topik perawatan luka belum menjadi topik populer di digital.

Karenanya, Hansplast meluncurkan program Tanya Luka, sebuah fitur yang memungkinkan konsumen berkonsultasi dengan tenaga kesehatan melalui media sosial seperti Instagram dan WhatsApp.

“Melalui fitur Tanya Luka, masyarakat dapat berkonsultasi dengan ahlinya untuk penanganan luka yang benar,” tandasnya.

Hadirnya fitur Tanya Luka diharapkan juga menepis mitos yang beredar di masyarakat seputar penanganan luka. (BS)