Berandasehat.id – Malnutrisi masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia dan perlu mendapat perhatian lebih mengingat dampak jangka pendek maupun panjang yang tidak bisa dianggap sepele. Malnutrisi memiliki dampak besar bagi kualitas generasi Indonesia di masa depan.
Menurut Presiden INA (Indonesian Nutrition Association/Perhimpunan Nutrisi Indonesia), Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K), mengutip riset dari Center for Indonesian Studies (CIPS), 21 juta masyarakat atau setara 7 persen dari total populasi penduduk Indonesia, kekurangan gizi dengan asupan kalori per kapita harian di bawah standar Kementerian Kesehatan sebesar 2.100 kkal.
“Malnutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Malnutrisi, jika tidak dikenali dan diobati, dapat memperburuk kondisi kesehatan individu, terutama mereka yang berisiko seperti orang tua, penderita penyakit kronis, dan pasien dengan infeksi,” kata dr. Luciana dalam temu media menandai Pekan Sadar Malnutrisi yang dihelat Perhimpunan Nutrisi Indonesia didukung Nutricia Sarihusada dengan tema ‘Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini’ di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Konsultan spesialis gizi klinik itu menekankan, nalnutrisi bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik dan meningkatkan risiko kematian, tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan biaya rawat inap dan rehabilitasi.
Karenanya, malnutrisi menjadi hal krusial yang harus selekasnya ditangani dan sebisa mungkin dicegah sejak dini, terutama di kalangan anak-anak dan ibu hamil.
Laporan Food and Agriculture Organization (FAO) kasus malnutrisi di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu menduduki peringkat ketiga di Asia Tenggara.
Faktor kemiskinan, kurangnya akses terhadap pangan bergizi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, serta ketidakmerataan layanan kesehatan menjadi penyebab utama dari malnutrisi di berbagai wilayah Indonesia.
Untuk menekan angka malnutrisi di Indonesia, Perhimpunan Nutrisi Indonesia telah berusaha dan berpartisipasi memerangi malnutrisi dengan melakukan berbagai kegiatan dengan menjadi salah satu duta kegiatan Pekan Sadar Malnutrisi yang diselenggarakan oleh American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) sejak 2017.
Tahun ini, Pekan Sadar Malnutrisi dilaksanakan pada 16 – 20 September 2024 dengan melakukan kegiatan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak dan pencegahan malnutrisi.
“Penting untuk mencegah malnutrisi sedini mungkin dengan meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda malnutrisi, juga menjalin kolaborasi lintas sektor untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia memahami dan dapat menerapkan pola makan dengan gizi seimbang,” tandas dr. Luciana.
Dia mengingatkan agar setiap orang bijak dalam melakukan diet (pengaturan pola makan), khususnya dalam upaya penurunan berat badan.
“Untuk turun berat badan paling baik melakukan diet seimbang, makan tiga kali dan makanan selingan dua kali. Makan seimbang perlu dilakukan untuk mencegah malnutrisi,” dr. Luciana.
Dokter Luciana menambahkan, turun berat badan ideal maksimal adalah 1 kg per minggu. “Turun berat badan idealnya 0,5 hingga 1 kg per minggu. Jika lebih dari itu, maka massa otot ikut turun,” terangnya.
Malnutrisi bukan hanya kurang gizi
Terkait dengan penanganan malnutrisi di tanah air, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengatakan malnutrisi bukan hanya kekurangan gizi.
“Malnutrisi bukan hanya kekurangan gizi, namun juga kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang. Bisa saja orang terlihat gemuk namun malnutrisi,” terang Prof. Ari.
Lebih lanjit dikatakan, malnutrisi dapat menyebabkan berbagai gangguan biologi pada orang yang mengalami malnutrisi.
Sayangnya, malnutrisi sering kali terlambat didiagnosis sehingga penanganan menjadi terlambat. Hal ini bisa berdampak pada kegagalan dalam proses penyembuhan dan berujung pada peningkatan kecacatan (morbiditas), bahkan kematian.

Kesempatan sama, Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH menekankan bahwa pencegahan malnutrisi merupakan langkah krusial untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak, serta menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai salah satu perusahaan yang berkecimpung di bidang nutrisi, Nutricia Sarihusada berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif untuk mencegah malnutrisi.
“Gizi memainkan peran penting untuk membawa perubahan positif pada kesehatan dan kualitas hidup manusia,” tandas dr. Ray.
Terkait pengentasan dan pencegahan malnutrisi di keluarga bukan hanya tugas ibu, namun ayah juga berperan. Peran ayah dalam keberhasilan untuk atasi malnutrisi dalam keluarga besar, bisa mencapai 10-12 kali menurut data WHO dan Unicef. (BS)