Berandasehat.id – Sebuah studi telah mendeteksi lebih dari 3.600 bahan kimia yang digunakan dalam pengemasan dan pemrosesan makanan – dikenal sebagai bahan kimia kontak makanan – ada dalam tubuh manusia.

Selain PFAS dan bisphenol A, yang sudah dikenal sebagai bahan kimia berbahaya, para peneliti memperingatkan bahwa banyak bahan kimia lain yang terdeteksi dalam studi tersebut juga dapat membahayakan kesehatan.

Studi yang dipublikasikan di Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology menyoroti paparan manusia yang meluas terhadap bahan kimia kontak makanan yang dapat dideteksi dalam sampel manusia, seperti urin, darah, dan ASI.

Dalam studi itu, para peneliti membandingkan lebih dari 14.000 bahan kimia kontak makanan (FCC) yang diketahui dengan data dari lima program biomonitoring manusia, tiga basis data metabolom/eksposom, dan berbagai studi ilmiah.

Hasilnya mengungkapkan bahwa 3.601 dari bahan kimia ini – merupakan 25% dari FCC yang diketahui -ada dalam tubuh manusia.

Penelitian itu menunjukkan hubungan antara bahan kimia yang bersentuhan dengan makanan, paparan, dan kesehatan manusia. Penelitian ini juga menyoroti bahan kimia yang selama ini diabaikan dalam studi biomonitoring. Penelitian ini juga menawarkan peluang penting untuk pencegahan dan perlindungan kesehatan, menurut Dr. Birgit Geueke, penulis pertama studi.

Sementara itu, Dr. Jane Muncke, penulis senior penelitian, menyoroti fakta bahwa bahan yang bersentuhan dengan makanan tidak sepenuhnya aman, meskipun bahan tersebut mungkin mematuhi peraturan, karena bahan tersebut mentransfer bahan kimia berbahaya yang diketahui ke dalam tubuh manusia.

“Kami ingin basis bukti baru ini digunakan untuk meningkatkan keamanan bahan yang bersentuhan dengan makanan – baik dari segi peraturan maupun dalam pengembangan alternatif yang lebih aman,” kata Dr. Jane Muncke dalam rilis berita.

Para peneliti menunjukkan bahwa potensi bahaya dari banyak bahan kimia ini belum diselidiki secara menyeluruh dan kesenjangan dalam studi menimbulkan kekhawatiran tentang risiko yang tidak diketahui yang terkait dengan zat-zat ini.

Rekan penulis Olwenn Martin menambahkan, bahan kimia bermasalah dalam kemasan makanan tidak terbatas pada zat-zat yang sudah dikenal seperti bisphenol dan ftalat. “Kami terkejut dengan banyaknya bahan kimia yang bersentuhan dengan makanan yang memiliki beberapa bukti paparan pada manusia. Hal ini menunjukkan bahwa perlu ada lebih banyak penelitian tentang toksisitas dan paparan terhadap banyak bahan kimia serta regulasi seputar penggunaannya dalam kemasan makanan,” tandasnya. (BS)