Berandasehat.id – Enam orang tewas di Rwanda akibat wabah virus Marburg, demam berdarah yang sangat menular mirip dengan Ebola. Kuman yang sangat ganas itu menyebabkan demam parah, sering kali disertai pendarahan dan kegagalan organ.

Sekitar 20 pasien dirawat karena penyakit itu, Menteri Kesehatan Sabin Nsanzimana mengatakan kepada media lokal. “Mereka yang terinfeksi dan yang meninggal sebagian besar adalah petugas kesehatan,” ujarnya dikutip AFP, Sabtu (28/9/2024).

Upaya sedang dilakukan untuk melacak dan menguji mereka yang telah melakukan kontak dengan mereka.

Marburg adalah bagian keluarga filovirus yang juga mencakup Ebola, yang telah mendatangkan malapetaka dalam beberapa wabah sebelumnya di Afrika.

Negara tetangga Tanzania melaporkan kasus penyakit itu pada tahun 2023, sementara Uganda mengalami wabah terakhirnya pada tahun 2017. Ketiga negara itu berbagi perbatasan yang keropos.

Sumber alami yang diduga dari virus Marburg adalah kelelawar buah Afrika, yang membawa patogen tetapi tidak jatuh sakit karenanya.

Virus ini mengambil namanya dari Kota Marburg di Jerman, tempat pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967 di sebuah laboratorium tempat para pekerja melakukan kontak dengan monyet hijau yang terinfeksi yang diimpor dari Uganda.

Hewan tersebut dapat menularkan virus ke primata dalam jarak dekat, termasuk manusia, dan penularan dari manusia ke manusia kemudian terjadi melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya.

Angka kematian pada kasus yang dikonfirmasi berkisar antara 24 persen hingga 88 persen dalam wabah sebelumnya, tergantung pada jenis virus dan manajemen kasus, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Saat ini tidak ada vaksin atau perawatan antivirus, tetapi perawatan potensial, termasuk produk darah, terapi kekebalan dan obat, serta kandidat vaksin awal, sedang dievaluasi. (BS)