Berandasehat.id – Bingung mau sarapan apa saat ingin menurunkan berat badan? Ternyata itu juga terkait dengan gender/jenis kelamin.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa memilih roti panggang atau telur untuk program turun berat badan tergantung pada jenis kelamin.
Para peneliti menemukan bahwa saat harus mencerna makanan setelah berpuasa berjam-jam, pria merespons karbohidrat lebih baik, sementara wanita mengelola lemak lebih efektif.
Dengan menggunakan model matematika, para peneliti dari University of Waterloo meneliti bagaimana metabolisme pria dan wanita merespons nutrisi sarapan.
Hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Computers in Biology and Medicine mengungkap hal menarik, yakni pria biasanya lebih efisien dalam mengolah makanan yang mengandung banyak karbohidrat, seperti gandum dan biji-bijian, sementara wanita lebih baik dalam mencerna makanan yang mengandung lebih banyak lipid atau lemak, dalam kondisi yang sama setelah berpuasa.
“Karena wanita memiliki lebih banyak lemak tubuh rata-rata daripada pria, kita mungkin berpikir bahwa mereka akan membakar lebih sedikit lemak untuk energi, tetapi ternyata tidak. Hasil model menunjukkan bahwa wanita menyimpan lebih banyak lemak segera setelah makan tetapi juga membakar lebih banyak lemak selama berpuasa,” kata Anita Layton, pemimpin studi.

Studi ini menyoroti bagaimana pria dan wanita merespons secara berbeda terhadap rencana makan dengan jumlah kalori yang sama, menawarkan wawasan berharga bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan.
Layton mengatakan, jika kita melihat dua piring dengan jenis makanan yang berbeda tetapi keduanya memiliki jumlah kalori yang sama, bila kita memilih makanan yang dapat dimetabolisme tubuh dengan lebih efisien, maka berat badan cenderung turun lebih cepat.
Para peneliti juga mencatat bahwa perbedaan metabolisme terkait jenis kelamin lebih jelas selama puasa jangka pendek.
Stéphanie Abo, penulis utama studi menambahkan bahwa gaya hidup merupakan faktor besar dalam kesehatan secara keseluruhan. Kita menjalani kehidupan yang sibuk, jadi penting untuk memahami bagaimana keputusan yang tampaknya tidak penting, seperti apa yang akan kita makan untuk sarapan, dapat memengaruhi kesehatan dan tingkat energi.
“Mencoba menurunkan berat badan, mempertahankan berat badan, atau sekadar menjaga energi, memahami dampak diet terhadap metabolisme tubuh adalah hal penting,” terang Abo.
Para peneliti berencana untuk memperluas studi mereka untuk membangun model yang lebih rinci, untuk melihat bagaimana faktor-faktor seperti usia, berat badan, dan tahap siklus menstruasi memengaruhi cara tubuh menggunakan energi. (BS)