Berandasehat.id – Selain peran penyerapan kalsium dan penguatan tulang, para peneliti telah menemukan vitamin D memiliki hubungan lebih banyak dengan sistem kekebalan tubuh. Studi terbaru mengungkap bagaimana kekurangan vitamin D pada anak kecil dapat meningkatkan risiko terkena gangguan autoimun.
Menurut studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Science Advances, kekurangan vitamin D pada anak-anak dikaitkan dengan penuaan dini kelenjar timus.
Timus adalah kelenjar getah bening kecil yang membuat dan melatih sel-T yang sangat penting bagi sistem kekebalan tubuh, melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit.
Sementara sebagian besar sel-sel vital ini diproduksi sebelum lahir, sisanya dihasilkan selama masa kanak-kanak, dan pada masa pubertas, individu akan mengembangkan sel-T lengkap seumur hidup mereka.
“Kelenjar timus yang menua menyebabkan sistem imun yang ‘bocor’. Ini berarti kelenjar timus menjadi kurang efektif dalam menyaring sel imun yang secara keliru dapat menyerang jaringan sehat, sehingga meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1,” kata penulis utama studi John White.

Studi telah menunjukkan bahwa vitamin D sangat penting untuk imunitas, tetapi menurut White, temuan studi terbaru itu memberikan kejelasan baru pada hubungan ini dan dapat mengarah pada strategi baru untuk mencegah penyakit autoimun.
Selama uji coba, para peneliti memeriksa tikus yang tidak dapat memproduksi vitamin D untuk menilai bagaimana kekurangan ini mempengaruhi kelenjar timus mereka.
Mereka kemudian melakukan analisis sel dan pengurutan gen untuk memahami dampak kekurangan vitamin D pada sistem imun. Para peneliti mengharapkan temuan serupa pada manusia karena kelenjar timus berfungsi serupa pada kedua spesies.
Berdasarkan temuan studi, para peneliti menyarankan agar anak-anak kecil mendapatkan vitamin D yang cukup, baik melalui sumber alami seperti makanan yang diperkaya dan sinar matahari atau melalui suplementasi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tim yang sama pada 2021, yang menindaklanjuti lebih dari 10.000 anak menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D sejak dini dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 1 hingga lima kali lipat. (BS)