Berandasehat.id – Bagi yang tengah berjuang untuk mempertahankan latihan berkelanjutan untuk membakar kalori, pertimbangkan untuk mengambil jeda singkat selama berjalan kaki daripada memaksakan diri untuk sesi yang panjang dan tanpa gangguan.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa sesi latihan singkat dapat membantu membakar lebih banyak kalori.
Menurut studi yang dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B, melakukan sesi singkat berjalan atau menaiki tangga membutuhkan lebih banyak oksigen dan energi dibandingkan dengan berjalan jauh.
Dalam uji coba yang dilakukan di antara sepuluh peserta, para peneliti menyelidiki bagaimana durasi berjalan mempengaruhi penggunaan energi tubuh, dengan perubahan dalam upaya mekanis, intensitas, dan waktu.
Para peserta berjalan di atas tangga selama 10 hingga 240 detik dengan kecepatan yang berbeda (0,20, 0,25, dan 0,36 meter/detik) dan di atas treadmill dengan kecepatan 1,39 meter/detik.
Hasilnya menunjukkan bahwa berjalan atau menaiki tangga dalam sesi 10 hingga 30 detik membutuhkan 20 hingga 60% lebih banyak oksigen daripada menempuh jarak yang sama dalam satu sesi berkelanjutan.

Para peneliti menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena memulai dari keadaan istirahat membutuhkan lebih banyak energi, sementara berjalan terus-menerus menggunakan lebih sedikit energi seiring berjalannya waktu.
“Temuan kami menunjukkan bahwa penyerapan oksigen dan laju metabolisme rata-rata waktu lebih besar untuk sesi yang lebih pendek daripada yang lebih lama. Sesi selama 30 detik mengonsumsi 20–60% lebih banyak oksigen daripada ekstrapolasi kondisi stabil,” kata peneliti.
Hal ini sebagian dijelaskan oleh penyerapan oksigen non-metabolik yang lebih besar secara proporsional dan menyebabkan efisiensi yang lebih rendah untuk sesi yang lebih pendek.
Laju metabolisme dari kondisi stabil secara substansial ‘meremehkan’ pengeluaran energi untuk sesi yang pendek, lanjut peneliti.
“Ketika berjalan dalam sesi yang lebih pendek, kita menggunakan lebih banyak energi dan mengonsumsi lebih banyak oksigen untuk menempuh jarak yang sama. Ini seperti memiliki mobil yang mengonsumsi lebih banyak bahan bakar selama beberapa kilometer pertama daripada setelahnya,” kata Francesco Luciano, penulis pertama studi.
Temuan penelitian ini menawarkan berita yang menggembirakan, khususnya bagi orang tua atau mereka yang memiliki gangguan gaya berjalan yang merasa sesi latihan yang panjang menantang, karena manfaat kesehatan masih dapat diperoleh melalui berjalan kaki dalam waktu singkat.
Jika ingin merancang program untuk mempromosikan aktivitas fisik atau latihan bagi orang-orang ini, kita perlu memikirkan kembali cara memperkirakan kebutuhan energi mereka dan beradaptasi.
“Memahami kebutuhan energi dari sesi jalan kaki singkat dapat membantu kita mempromosikan aktivitas fisik dengan cara yang lebih inklusif,” tandas Luciano. (BS)