Berandasehat.id – Penyakit kardiovaskular – termasuk jantung dan stroke – menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian global, menelan korban jiwa sekitar 17,9 juta orang setiap tahunnya.

Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi jumlahnya bakal mencapai 24,2 juta pada 2030 – mencakup sekira 32,5% dari total penyebab kematian.

Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%.

Ketiga minuman tersebut mengandung kafein yang dapat berkontribusi buruk bagi penderita hipertensi. Kafein adalah zat yang mampu menaikkan kadar tekanan darah secara sementara.

Untuk diketahui, penyakit jantung merupakan  kondisi yang memengaruhi fungsi jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh, erat terkait dengan gangguan kardiovaskular pada sistem peredaran darah, baik itu arteri, vena, atau kapiler.

Komplikasi penyakit ini mencakup serangan jantung, gagal jantung, dan stroke, terutama jika tidak ditangani dengan tepat.

Penyakit kardiovaskular tercatat menjadi penyakit dengan pembiayaan terbesar, yakni Rp22,8 triliun, dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (2023).

Peserta antusias mengikuti diskusi kesehatan terkait penyakit kardiovaskular ‘Heart-to-Heart Gathering: A Journey to Better Health’ yang didukung OMRON Healthcare Indonesia di Jakarta Heart Center, Selasa (12/11/2024)

Mengingat ingginya jumlah kasus dan beban biaya, kesadaran akan kesehatan jantung sangat penting, salah satunya melalui pemantauan kesehatan jantung secara mandiri.

Menurut Dr. dr. Todung D.A Silalahi, Sp.PD-KKV, FINASIM, FICA, FAPSIC, FACC, FSCAI, pemeriksaan berkala dan pemantauan mandiri juga penting bagi penyintas penyakit jantung.

“Memantau kondisi kesehatan secara rutin, terutama dengan perangkat kesehatan di rumah, sangat dianjurkan untuk membantu menjaga kondisi jantung tetap stabil,” terang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Kardiovaskular RS Jantung Jakarta/Jakarta Heart Center di acara ‘Heart-to-Heart Gathering: A Journey to Better Health’ yang didukung OMRON Healthcare Indonesia di JHC, Selasa (12/11/2024).

Menurut Todung, pemeriksaan secara mandiri lebih praktis bagi pasien, karena ketika data dibagikan langsung ke dokter, mereka dapat melakukan penyesuaian rencana perawatan dengan lebih tepat, sehingga manajemen kesehatan jantung menjadi lebih konsisten dan efektif.

Setelah menjalani terapi, Todung mendorong pasien untuk menjalani gaya hidup lebih sehat. “Harus pintar jaga mulut. Jangan makan yang enak dan enak banget karena bisa berdampak tidak baik bagi kesehatan. Batasi asupan makan, kalau perlu konsultasi dengan ahli gizi,” terangnya.

Meskipun penyakit jantung tidak bisa sembuh total – dan ada peluang kambuh – namun gejalanya dapat dikendalikan dan risiko komplikasinya dapat berkurang dengan pengobatan yang tepat serta gaya hidup sehat.

Pasien penyakit jantung dapat menjadi survivor (penyintas) ketika merasakan perbaikan, seperti berkurangnya rasa nyeri, napas lebih lega, dan tidak merasa kelelahan berlebihan setelah aktivitas lebih dari 30 menit.

Selain mengonsumsi obat yang diresepkan dokter dan menjalani gaya hidup sehat, para penyintas juga harus memantau kesehatan jantung mereka melalui pemeriksaan rutin. Dalam hal ini termasuk menjaga tekanan darah (mempertahankan di level normal tidak lebih dari 120/80 mmHg) dan pembacaan EKG.

Todung bahkan ‘mengharamkan’ kopi bagi pasien yang memiliki hipertensi. Alasannya, kandungan kafein pada kopi bisa menjadi stimulan bagi jantung. “Kafein pada kopi bersifat stimulan bagi jantung. Detak jantung yang kencang akan memicu hipertensi. Jadi apapun jenis kopinya tidak boleh dikonsumsi, kecuali kopi decaf (kafeinnya sudah diambil). Lebih baik minum teh saja,” ujarnya.

Kandungan kafein pada kopi dapat menstimulasi jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan setiap detiknya. Kebiasaan mengonsumsi kopi akan berdampak dalam peningkatan tekanan darah, yang tidak diharapkan bagi penyandang hipertensi.

Pentingnya deteksi dini untuk cegah komplikasi

Memahami dan menerapkan pola hidup sehat sangat penting bagi para penyintas penyakit jantung. Olahraga teratur, konsumsi makanan bergizi, tidak merokok, istirahat cukup, dan mengelola stres dengan bijak harus menjadi kebiasaan para penyintas.

Selain itu, pemeriksaan rutin terhadap tekanan darah, EKG, dan Afib merupakan langkah sederhana namun efektif untuk mendeteksi risiko lebih dini dan mencegah komplikasi serius.

Penyintas serangan jantung dapat memanfaatkan fungsi pengukur tekanan darah untuk memastikan agar tekanan darah ideal dan kesehatan jantung mereka tetap terjaga.

“Para anggota keluarga para penyintas juga dapat memanfaatkan fungsi alat ukur tekanan darah dan EKG dari perangkat ini agar terhindar dari penyakit jantung,” kata Fanny Himawan, Marketing Manager OMRON Healthcare Indonesia.

Fanny menyampaikan, OMRON Complete dirancang untuk memberikan kemudahan dalam pemantauan kesehatan dengan konektivitas ke aplikasi OMRON Connect.

Pengukuran EKG dan tekanan darah dengan OMRON Complete (dok. Berandasehat.id)

“Data yang tersimpan di aplikasi memudahkan pengguna untuk memantau kondisi kesehatan secara rutin, dan membagikannya dengan dokter secara real-time, memberikan kemudahan dan kenyamanan, serta mendukung dokter untuk membuat keputusan yang lebih tepat dalam pengelolaan kesehatan jantung pasien,” beber Fanny.

Meskipun OMRON Complete memberikan data yang mendetil, namun pengguna tetap perlu berkonsultasi dengan dokter guna memahami kondisi mereka secara komprehensif, terutama jika merasakan ketidaknyamanan.

Dalam hal ini, penyintas serangan jantung dapat memanfaatkan fungsi pengukuran tekanan darah dan EKG untuk memastikan tekanan darah tetap berada pada level ideal dan menjaga kesehatan jantung mereka.

Selain itu, anggota keluarga penyintas juga dapat menggunakan fungsi pengukuran tekanan darah dan EKG dari perangkat ini untuk memantau irama jantung sebagai langkah pencegahan dini, khususnya jika terdeteksi gejala Afib/fibrilasi atrium. (BS)