Berandasehat.id – BPJS Kesehatan terus memperkuat kolaborasi dengan rumah sakit swasta untuk memperluas cakupan layanan kesehatan dan memastikan akses yang lebih luas bagi pasien terhadap berbagai jenis perawatan.
Disampaikan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Ali Ghufron, pihaknya tengah mempercepat integrasi layanan BPJS di rumah sakit swasta, dengan fokus pada penyederhanaan proses, pengurangan hambatan birokrasi, serta peningkatan pengalaman pasien di fasilitas swasta.
“Melalui kerja sama yang lebih erat dengan rumah sakit swasta, kami berharap pasien dapat merasakan layanan yang lebih cepat dan efisien sesuai dengan standar pelayanan BPJS,” kata Aki Ghufron di sela seminar ‘Principals and Guidelines for Governance in Hospitals Technical Know How and Oncology System’ sebagai bagian kemitraan GE Healthcare dan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) di Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Ghufron mengakui pentingnya kerja sama antara pemerintah dan swsata. “Sekitar 65 persen rumah sakit yang bekerja sama dengan pemerintah adalah rumah sakit swasta,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan, BPJS Kesehatan ingin meningkatkan mutu layanan. “Semuanya diusahakan dipermudah, peserta kalau berobat pakai KTP saja bisa. Berikutnya, layanan juga dipercepat tidak usah menunggu berbulan-bulan untuk bertemu dokter spesialis,” tutur Ghufron.
Hal berikut yang hendak ditingkatkan adalah tidak adanya diskriminasi layanan di antara peserta BPJS Kesehatan. “Tidak ada diskriminasi terkait agama, juga status sosial ekonomi. Senua harus setara, baik tindakan medis dan layanannya,” ujar Ghufron.
Kesempatan sama, Ketua Umum ARSSI, Iing Ichsan Hanafie mengakui mayoritas rumah sakit swasta memang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Sementara sebagian lainnya fokus pada layanan yang lebih ditingkatkan bagi kalangan tertentu agar pasien tidak berobat ke luar negeri. “Ada beberapa rumah sakit fokus ke sana,” ujarnya.
Peran ARRSI dalam kerja sama dengan BPJS, sebut Iing, dalam hal ini RS harus mampu beradaptasi dengan regulasi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan.
“BPJS Kesehatan sudah melakukan transformasi teknologi, kita di RS swasta juga ingin ada percepatan dalam peningkatan mutu layanan dan akses yang mudah dicapai masyarakat,” terang Iing.
Dia berharap RS tidak saling bersaing, melainkan sharing, kolaborasi, baik dari sisi teknologi maupun spesialis. “Kita juga akan lakukan ini ke daerah-daerah agar tersosialisasi dengan baik,” beber Iing.
Kolaborasi GE Healthcare dan ARRSI dukung agenda transformasi kesehatan
Rumah sakit swasta di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan, dari 815 rumah sakit pada 2012 menjadi sekitar 2.000 pada 2021, dan terus bertambah di tahun 2024.
Seiring dengan pesatnya perkembangan rumah sakit swasta, transformasi layanan kesehatan kini menjadi fokus utama untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas perawatan bagi masyarakat luas.
Mendukung agenda transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan, khususnya pada pilar kelima terkait peningkatan teknologi dan tenaga medis, GE HealthCare menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan ARSSI untuk membangun kemitraan strategis jangka panjang.
Kemitraan ini berfokus pada sejumlah inisiatif utama, di antaranya penyediaan program pelatihan terstandarisasi, penerapan teknologi medis terbaru, serta pengembangan tenaga profesional kesehatan di seluruh jaringan ARSSI yang memiliki lebih dari 1.600 rumah sakit anggota.
“Melalui kemitraan ini, GE HealthCare berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kualitas layanan di rumah sakit swasta Indonesia,” kata Presiden Direktur PT GE Operations Indonesia (GE HealthCare) , Anthony Lawrence.

Dia menambahkan, kemitraan bersama ARSSI merupakan langkah strategis yang memungkinkan GE untuk menyediakan solusi kesehatan yang terjangkau, berkualitas tinggi, dan berkelanjutan.
Kolaborasi jangka panjang ini meliputi seminar atau diskusi terarah yang fokus pada peningkatan keterampilan, serta pembaruan teknologi medis terbaru untuk memastikan tenaga kesehatan mampu memberikan perawatan terbaik.
“Melalui inisiatif ini, kami berharap dapat memperkuat kemampuan rumah sakit swasta dalam memberikan layanan kesehatan yang lebih baik, sekaligus memperluas akses bagi masyarakat Indonesia terhadap layanan medis yang berbasis teknologi mutakhir,” tandas Anthony. (BS)