Berandasehat.id – Wanita yang merokok dua kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak mengisap tembakau.

Para peneliti percaya bahwa tembakau dapat merusak DNA sel serviks dan berkontribusi pada perkembangan kanker serviks.

Merokok juga membuat sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam melawan infeksi HPV (human papilloma virus)

Sistem imun tubuh yang lemah, seperti yang diakibatkan oleh virus HIV (virus penyebab AIDS), juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga berakibat pada risiko lebih tinggi terkena infeksi HPV.

Menurut dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk., sebanyak 95% janker serviks pada wanita disebabkan oleh virus HPV, dan biasa terjadi pada perempuan di usia reproduksi.

dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk (dok. ist)

“Hampir semua orang yang aktif secara seksual akan tertular pada suatu saat dalam hidupnya, biasanya tanpa gejala,” kata dr. Kartiwa dalam edukasi yang dihelat Yayasan Kanker Indonesia, Kamis (28/11/2024).

Karenanya, penting untuk melakukan pencegahan dengan vaksinasi, kontrol rutin dan menerapkan pola hidup sehat.

Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks, dibantaranya riwayat seksual secara aktif pada usia muda di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan seksual, dapat berkontribusi mempengaruhi meningkatnya kemungkinan terpapar HPV.

Pencegahan terhadap kanker serviks terutama dengan vaksinasi HPV, deteksi dini dengan tes Pap Smear atau IVA secara rutin satu hingga dua tahun sekali, menerapkan pola hidup sehat, melakukan seks yang aman, olahraga yang baik, dan tidak merokok.

Penderitaan akibat kanker servikssan manfaat perawatan paliatif

Penderitaan yang dialami oleh pasien kanker serviks berpotensi lebih parah dan kompleks dibandingkan penderita kanker lainnya.

Menurut dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR, pakar paliatif YKI,  tantangan yang dihadapi pasien kanker serviks meliputi dimensi kualitas hidup.

Penderitaan yang dialami mencakup kekhawatiran fisik seperti gejala dan rasa sakit, kemampuan fungsional, kesejahteraan keluarga, kesejahteraan emosional, spiritualitas, fungsi sosial, kepuasan terhadap pengobatan, orientasi masa depan, seksualitas, intimasi dan citra ubuh, serta fungsi pekerjaan.

“Dengan penderitaan multi dimensi yang dilalui pasien kanker serviks, perlu mendapatkan dukungan untuk memelihara hidup yang berkualitas, ” sebut dr. Nuhonni.

Pasien kanker perlu didukung dengan pelayanan paliatif yang meliputi kegiatan penatalaksanaan nyeri, penatalaksanaan keluhan fisik, dukungan psikologis, dukungan sosial, dukungan kultural dan spiritual, perencanaan perawatan yang baik, perawatan akhir kehidupan, hingga dukungan dan persiapan selama masa duka.

Lebih lanjut dr. Nuhonni mengatakan, pelayanan paliatif adalah upaya menata ehidupan berkualitas dan kematian yang bermartabat.

Dukungan untuk cegah kanker serviks

Kesempatan sama, Ketua Umum YKI, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM,
FINASIM, FACP mendorong masyarakat agar jangan lengah, sebab kejadian kanker serviks di Indonesia masih tinggi, padahal kanker ini merupakan jenis kanker yang dapat dicegah.

Karenanya, YKI terus melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks.

Kiri ke kanan: dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk.; Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP; dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR (dok. ist)

“Kami mendorong perempuan untuk tidak perlu takut ataupun malu melakukan vaksinasi HPV dan melakukan deteksi dini kanker serviks. Sebab kanker dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium awal,” kata Prof. Aru.

Selain itu. YKI mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam memerangi kanker
serviks.

“Penanggulangan kanker serviks harus dilakukan bersama-sama, tidak hanya kaum
perempuan, tetapi juga harus didukung kaum laki-laki, sehingga pencegahan kanker serviks
tidak lagi menjadi hal yang tabu,” cetus Prof. Aru.

Dukungan fasilitas, layanan dan akses terhadap vaksinasi HPV dan deteksi dini kanker serviks kini sudah semakin maju di Indonesia, dan perlu dimanfaatkan sebagai tekad kita bersama untuk mengurangi kejadian kanker serviks.

Kanker Serviks di Indonesia menempati urutan kedua kejadian kanker pada perempuan di Indonesia dengan kejadian 36.964 kasus baru dan mengakibatkan 20.708 kematian menurut data GLOBOCAN 2022 yang dirilis oleh The International Agency for Research on Cancer (IARC).