Berandasehat.id – Sering terbangun di tengah malam, mendapati diri basah kuyup oleh keringat, atau mengalami mimpi yang mengganggu?

Atau, merasa lelah sepanjang hari tetapi tiba-tiba terbangun saat hendak tidur?

Masalah tidur yang tampaknya kecil ini tidak boleh diabaikan, karena bisa jadi itu adalah cara tubuh memberi sinyal masalah yang lebih dalam, seperti peningkatan hormon stres.

Dr. MaryBeth Ayer, seorang praktisi holistik bersertifikat yang berbasis di Massachusetts mencantumkan 10 tanda bahaya yang mungkin mengindikasikan kadar kortisol atau hormon stres yang tinggi.

“Tidur dapat memberi tahu kita banyak hal tentang hormon stres. Tidur sangat penting dan saya tahu betapa frustrasinya bangun dengan perasaan lelah,” kata Dr. Ayer dalam sebuah video TikTok.

Berikut ini adalah gejala-gejala yang perlu diwaspadai:

1. Bangun hampir setiap malam antara pukul 3-4 pagi.

2. Mimpi yang sangat menegangkan dan membuat stres.

3. Bangun dengan tubuh berkeringat.

4. Pikiran yang berkecamuk sebelum tidur.

5. Nyeri bahu, leher, atau pergelangan tangan saat bangun tidur

6. Lelah seharian tetapi tetap terjaga saat waktunya tidur

7. Terombang-ambing saat tidur.

8. Menggertakkan gigi di malam hari.

9. Merasa kepanasan di tempat tidur.

10. Merasa lelah saat bangun tidur.

Mengalami tiga atau lebih masalah ini dapat mengindikasikan perlunya memeriksa hormon dan berupaya menyeimbangkan kortisol.

“Salah satu tips favorit saya adalah mengonsumsi protein, lemak, dan karbohidrat dalam waktu satu jam sebelum tidur. Ini bisa berupa yogurt Yunani, selai kacang, dan pisang,” tambah Dr. Ayer.

Dampak hormon kortisol tinggi

Kortisol adalah hormon yang memainkan peran penting dalam beberapa fungsi tubuh, termasuk pengaturan gula darah, pengurangan peradangan, kontrol metabolisme, dan pembentukan memori.

Namun, ketika tubuh memiliki terlalu banyak kortisol, itu bisa memicu sindrom Cushing.

Selain masalah tidur, kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan penambahan berat badan, jerawat, gula darah dan tekanan darah tinggi, kelemahan otot, dan tulang yang melemah atau osteoporosis.

Kortisol yang tinggi juga dapat menyebabkan benjolan lemak di antara bahu, wajah membulat, dan stretch mark merah muda atau ungu pada kulit.

Mengelola kadar kortisol

Untuk menurunkan kadar kortisol, perubahan gaya hidup sederhana dapat membuat perbedaan besar, misalnya tidur yang berkualitas, bersama dengan olahraga teratur dan pola makan yang sehat, membantu mengurangi stres.

Mengelola stres melalui teknik menenangkan dan berlatih latihan pernapasan dalam juga dapat membantu mengurangi kadar kortisol.

Jika kadar kortisol tinggi disebabkan oleh penggunaan obat glukokortikoid (obat untuk mengurangi peradangan) untuk waktu yang lama, dokter mungkin mempertimbangkan untuk mengendalikan gejalanya dengan menurunkan dosis atau menguranginya secara perlahan.

Namun, dalam beberapa kasus, kortisol tinggi dapat disebabkan oleh tumor hipofisis yang mungkin memerlukan intervensi bedah, radiasi, atau pengobatan. (BS)