Berandasehat.id – Apakah salah satu resolusi tahun ini ingin makan lebih sehat? Sebaiknya bijak dan berhati-hati. Pasalnya terobsesi dengan makan sehat (clean eating) dapat mempengaruhi kesehatan mental dan berpotensi menyebabkan gangguan makan.
Orthorexia nervosa (ON) adalah obsesi untuk makan makanan ‘murni’ sampai-sampai dapat mengganggu kehidupan sosial dan kesehatan mental. Orang-orang mungkin mulai mengatur seluruh jadwal mereka berdasarkan aturan diet yang ketat, melewatkan acara sosial seperti pesta perayaan atau makan malam keluarga, dan merasa stres atau cemas ketika rutinitas makan mereka terganggu.
Banyak orang mungkin terjebak dalam diet ekstrem yang menghilangkan karbohidrat, protein, dan vitamin esensial, semuanya atas nama makan sehat. Namun, pendekatan ini dapat membuat tubuh berisiko kekurangan nutrisi, yang menyebabkan gejala seperti rambut rontok, kuku rapuh, terlambat menstruasi, dan kelelahan terus-menerus.
Jika obsesi terhadap makan sehat ini tidak diatasi, hal itu dapat meningkat menjadi masalah yang lebih serius, yang berpotensi menyebabkan gangguan makan klinis seperti anoreksia atau bulimia.
Dalam sebuah studi inovatif, para peneliti mengeksplorasi bagaimana kecanduan makan sehat dan idealisme kecantikan yang ekstrem di kalangan model fashion dapat memicu gangguan makan dan citra tubuh.

Dalam temuan yang dipublikasikan di Eating and Weight Disorders – Studies on Anorexia, Bulimia, and Obesity, mengungkap bahwa sementara 95% peserta baik model maupun kelompok kontrol memiliki emosi positif yang terkait dengan makan sehat, lebih dari 35% model wanita menunjukkan tanda-tanda orthorexia nervosa dan lebih dari 20% pada kelompok kontrol.
Survei tersebut juga mengungkapkan tren yang meresahkan mengenai indeks massa tubuh (BMI) para model, dengan 88,7% dari mereka berada di bawah ambang batas berat badan kurang.
Bagi mereka yang ingin menerapkan gaya hidup sehat, Dr. Nikolett Bogár, mahasiswa PhD yang meneliti gangguan makan di Institute of Behavioral Sciences di Semmelweis University, merekomendasikan untuk fokus pada diet jangka panjang yang seimbang seraya menyadari bahwa makan bukan hanya tentang nutrisi tetapi juga pengalaman sosial dan budaya.
Ia menyarankan agar tidak mengkategorikan makanan sebagai baik atau buruk. “Lebih baik menetapkan tujuan untuk diet jangka panjang yang seimbang daripada diet yang ‘sangat bersih’. Sesekali menikmati cokelat atau makanan ringan liburan harus menjadi bagian dari diet tanpa rasa bersalah,” saran Dr. Bogár. (BS)