Berandasehat.id – Duduk dalam durasi lama dikaitkan dengan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Namun, penelitian baru mengungkap hal yang mengejutkan: Tidak semua aktivitas duduk berbahaya bagi otak. Bahkan, beberapa aktivitas mungkin menawarkan manfaat kognitif.
Peneliti studi terbaru meneliti pola aktivitas harian 397 orang dewasa, berusia di atas 60 tahun untuk memahami bagaimana berbagai jenis aktivitas mempengaruhi daya ingat dan kemampuan berpikir.
Temuan yang dipublikasikan di Journal of Gerontology Series A mengungkap bahwa dampak perilaku sedentari pada kesehatan otak sangat bergantung pada jenis aktivitas.
Misalnya, aktivitas yang melibatkan mental seperti membaca, mendengarkan musik, membuat kerajinan, berdoa, atau mengobrol dengan teman dikaitkan dengan peningkatan daya ingat dan fungsi kognitif.
Namun, aktivitas yang tidak memerlukan partisipasi aktif seperti menonton televisi dalam waktu lama atau bermain gim video, dikaitkan dengan hasil kognitif yang lebih buruk.

“Kami menemukan bahwa jenis aktivitas tersebut secara signifikan mengubah dampak terhadap kesehatan otak. Aktivitas sosial dan mental yang melibatkan otak akan merangsang otak, sementara aktivitas pasif, seperti menonton TV secara berlebihan, dapat memiliki efek yang merugikan,” kata Dr. Maddison Mellow, peneliti utama studi.
Untuk hasil terbaik bagi semua aspek kesehatan, Mellow menyarankan agar orang-orang berusaha untuk aktif secara fisik, memprioritaskan gerakan yang menyenangkan, dan meningkatkan detak jantung.
Namun, jika menghabiskan hari lebih banyak dengan duduk, tidak perlu khawatir. Penyesuaian kecil tetap dapat bermanfaat bagi kesehatan otak. Mengganti waktu menonton TV selama lima menit dengan aktivitas yang merangsang mental seperti memecahkan teka-teki, membaca, atau mengobrol di telepon dengan teman dapat memberikan perbedaan yang berarti bagi kesehatan otak, menurutDr. Mellow.
“Dan, meskipun pesan ‘lebih banyak bergerak, lebih sedikit duduk’ tentu berlaku untuk kesehatan kardiometabolik dan otak, penelitian kami menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih bernuansa diperlukan dalam hal memikirkan hubungan antara perilaku tidak banyak bergerak dan fungsi kognitif,” kata Dr. Mellow.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa terlibat dalam kegiatan rekreasi yang merangsang mental, seperti membaca dan bermain permainan papan, dapat membantu orang dewasa yang lebih tua mempertahankan ketajaman kognitif.
Sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal PMC menunjukkan bahwa individu berusia 75 tahun ke atas yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut memiliki risiko lebih rendah terkena demensia dibandingkan dengan mereka yang tidak. (BS)