Berandasehat.id – Indonesia memiliki potensi besar menjadi tujuan wisata medis bagi wisatawan mancanegara, juga bagi warga lokal yang selama ini mencari pengobatan di luar negeri.

Untuk mendorong layanan kesehatan yang lebih baik sekaligus mengembangkan sektor wisata medis di Bali,  PT Pertamina Bina Medika IHC (IHC), Holding Rumah Sakit (RS) BUMN, bersiap membuka resmi Bali International Hospital (BIH), April mendatang.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko IHC, Alvin Christian, menyampaikan sebagai operator IHC, mendukung BIH dalam mewujudkan layanan kesehatan bertaraf internasional yang didukung oleh sistem yang inovatif, teknologi mutakhir, tenaga medis terbaik serta kemitraan dengan berbagai institusi berskala global.

Penandatanganan nota kesepahaman sinergi BUMN dalam mendukung wisata medis (dok. ist)

“Kami melihat aspirasi dan peluang cukup besar dengan membuka BIH di Bali. Sebagai Holding RS BUMN kami memiliki kesempatan untuk meraih kembali pangsa pasar dari pasien lokal yang mencari layanan medis keluar dari Indonesia,” ujar Alvin di acara Corporate Gathering “A Culture of Care” yang digelar di Hotel Pullman Thamrin, Rabu (8/1/2025).

BIH merupakan RS flagship yang berada di bawah naungan IHC.

BIH, sebut Alvin, akan menjadi rumah sakit yang mampu bersaing dengan negara tetangga, menjadi destinasi wisata medis di Indonesia.

Potensi untuk wisata medis ini cukup besar. Alvin menyebut sekira satu hingga dua juta warga Indonesia mencari layanan pengobatan di luar negeri setiap tahunnya. “Hadirnya BIH diharapkan dapat menyerap potensi pendapatan yang hilang ini,” terangnya.

Selain menargetkan pasien Indonesia yang selama ini lebih memilih berobat ke luar negeri, BIH juga membidik wisatawan yang datang ke Bali baik itu untuk datang berlibur ataupun untuk keperluan medis.

BIH membawa misi besar untuk mendukung wisata medis di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan di Sanur, yang dirancang untuk merevolusi layanan kesehatan di tanah air.

Terkait hal ini, Direktur Utama PT Pertamedika Bali Hospital, Dewi F. Fitriana optimistis hadirnya BIH yang lahir dari sinergi antara BUMN dan sektor korporasi adalah kunci untuk mendorong transformasi layanan kesehatan yang berdampak luas.

“Ini menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam menghadirkan kerja sama, memperluas jaringan, solusi kesehatan yang berstandar internasional dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia,” kata Dewi di kesempatan sama.

Dewi lebih lanjut menyampaikan, BIH memiliki layanan utama – disebut CONGO (Cardiology, Oncology, Neurology, Gastrology dan Orthopedy).

Lima layanan kesehatan itu menurut data menjadi hal yang dicari oleh mayoritas orang Indonesia berobat ke luar negeri. “BIH akan berikan layanan holistik, pengobatan juga pencegahan dan hadirkan teknologi terkini,” beber Dewi.

Direktur Utama PT Pertamedika Bali Hospital, Dewi F. Fitriana (dok. ist)

Salah satu yang menjadi keunggulan BIH adalah pemanfaatan teknologi digital, termasuk penerapan EMR, layanan telemedicine, dan aplikasi kesehatan BIH.

Hal ini didukung oleh fasilitas canggih meliputi layanan onkologi terintegrasi dengan terapi radiasi modern dan presisi menggunakan LINAC dan brakiterapi 3D, MRI 3 Tesla untuk pencitraan diagnostik berkualitas tinggi, serta sistem laboratorium modern yang memastikan kemampuan diagnostik BIH memenuhi standar internasional. Dengan teknologi ini diharapkan diagnosis dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.

BIH diakui Dewi tidak melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan. “Tapi untuk kasus emergensi akan ditangani,” tandasnya. (BS)