Berandasehat.id – Mengelola rasa lapar terkadang sulit bagi mereka yang berjuang untuk menurunkan berat badan saat menjalani program olahraga dan penurunan berat badan.
Melakukan latihan intensitas tinggi dapat membantu menahan rasa lapar lebih dari olahraga sedang, khususnya pada wanita.
Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of the Endocrine Society, para peneliti menyelidiki efek intensitas olahraga pada ghrelin, hormon yang mengatur rasa kenyang dan lapar.
“Kami menemukan bahwa olahraga intensitas tinggi menekan kadar ghrelin lebih dari olahraga intensitas sedang. Selain itu, kami menemukan bahwa individu merasa kurang lapar setelah olahraga intensitas tinggi dibandingkan dengan olahraga intensitas sedang,” kata Kara Anderson, penulis studi dalam rilis berita.
Kadar ghrelin yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan nafsu makan. Ghrelin bekerja dalam dua bentuk molekuler untuk mengatur nafsu makan: terasilasi (AG) dan deasilasi (DAG).
Studi sebelumnya telah menyelidiki dampak olahraga pada kedua bentuk ghrelin, tetapi sebagian besar terbatas pada pria.

Dalam studi terbaru, para peneliti menggunakan delapan partisipan pria dan enam partisipan wanita untuk menyelidiki bagaimana dampaknya mempengaruhi pria dan wanita secara berbeda.
Para partisipan berpuasa semalaman dan kemudian menyelesaikan latihan pada berbagai tingkat intensitas. Selanjutnya dilakukan pengukuran laktat darah dan tingkat nafsu makan, seperti yang dilaporkan oleh para partisipan.
Hasilnya menunjukkan bahwa, meskipun kadar ghrelin total awalnya lebih tinggi pada wanita daripada pada pria, terdapat penurunan signifikan pada kadar AG setelah latihan intens hanya di kalangan wanita.
Namun, para peneliti memberikan catatan, mengingat studi ini didasarkan pada ukuran sampel kecil partisipan wanita, kemampuan untuk menilai perbedaan dampak antara jenis kelamin mungkin terbatas.
Secara kolektif, hasil studi saat ini memperkuat data tentang peran latihan intensitas tinggi dalam pengurangan ghrelin dan rasa lapar. Semua isoform ghrelin dapat dikaitkan dengan persepsi rasa lapar; namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah hubungan tersebut berbeda berdasarkan jenis kelamin, catatan para peneliti.
Anderson mengatakan bahwa olahraga harus dianggap sebagai obat yang dosisnya harus disesuaikan berdasarkan tujuan pribadi seseorang.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa olahraga intensitas tinggi mungkin penting untuk menekan nafsu makan, yang dapat sangat berguna sebagai bagian dari program penurunan berat badan,” kata Anderson.
Selain mengatur nafsu makan, ghrelin juga penting untuk fungsi lain termasuk keseimbangan energi, nafsu makan, homeostasis glukosa, fungsi kekebalan tubuh, tidur, dan memori. (BS)