Berandasehat.id – Pradiabetes meningkatkan risiko gangguan kardiometabolik, termasuk diabetes, penyakit jantung, dan kerusakan ginjal.

Selain itu, pradiabetes juga dapat berdampak negatif pada hasil kehamilan orang dewasa muda.

Ketika kadar gula darah meningkat, tetapi belum cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes tipe 2, kondisi tersebut disebut pradiabetes.

Penelitian telah menunjukkan bahwa intervensi dini, khususnya melalui perubahan gaya hidup, sangat penting selama tahap pradiabetes untuk mencegah perkembangannya menjadi diabetes dan kondisi serius lainnya.

Tim peneliti menemukan bahwa memiliki pradiabetes sebelum pembuahan meningkatkan risiko lebih dari dua kali lipat terkena diabetes gestasional pada kehamilan pertama.

Pradiabetes selama masa muda dan remaja juga dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan hipertensi sebesar 18% selama kehamilan, seperti hipertensi gestasional dan preeklamsia, atau kelahiran prematur, menurut hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Pediatrics.

Temuan tersebut didasarkan pada data lebih dari 14.000 individu dari catatan kelahiran Kota New York, data keluar dari rumah sakit, dan data Registri A1C dari tahun 2009 hingga 2017.

Cek gula darah (dok. ist)

Kelompok partisipan terdiri dari individu berusia antara 10 hingga 24 tahun.

Para peneliti menilai kadar hemoglobin A1c, yang mencerminkan gula darah rata-rata selama tiga bulan terakhir, untuk memperkirakan diabetes gestasional yang paling akurat pada remaja dan dewasa muda selama kehamilan pertama mereka.

Ambang batas optimal untuk individu yang lebih muda sedikit lebih rendah daripada untuk orang dewasa (5,6 persen vs. 5,7 persen).

“Studi ini merupakan langkah penting dalam kesehatan kardiometabolik sepanjang hidup untuk hasil kehamilan yang optimal,” kata penulis senior Teresa Janevic dalam rilis berita.

Temuan itu juga menunjukkan peluang untuk berinvestasi dalam kesehatan remaja guna meningkatkan kehamilan yang sehat di kemudian hari.

Berdasarkan hasil studi, para peneliti merekomendasikan untuk menetapkan panduan klinis yang jelas tentang skrining dan konseling bagi kaum muda dengan kadar glukosa darah tinggi bahkan tanpa faktor risiko lainnya.

“Kurangnya pedoman pengobatan pradiabetes prakonsepsi yang seragam untuk remaja dapat menjadi peluang yang hilang untuk mencegah komplikasi terkait kehamilan. Hasil studi kami mendukung perluasan skrining hemoglobin A1c prakonsepsi sebagai mekanisme untuk mengintervensi risiko kardiometabolik berlebih di awal kehidupan,” kata penulis korespondensi Katharine McCarthy. (BS)