Berandasehat.id – Banyak orang tua mulai melatih buah hatinya untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan. Tentu saja ini hal baik. Namun mengingat anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, para orang tua perlu memperhatikan beberapa hal agar anak bisa berpuasa tanpa mengganggu tumbuh kembangnya.

Menurut spesialis anak yang yang berpraktik di Siloam Hospitals TB Simatupang, dr. Jeshika Febi Kusumawati, SpA, ada lima hal penting yang perlu diperhatikan oleh para orang tua ketika mengenalkan puasa kepada anaknya, yakni:

Anak dalam kondisi sehat

Sebenarnya tidak ada patokan usia tertentu untuk mengenalkan ibadah puasa kepada anak, tetapi umumnya, anak usia 7 tahun sudah bisa diajak berkomunikasi mengenai ibadah puasa. Namun, pastikan anak dalam kondisi sehat dengan tumbuh kembang yang ideal, dan tidak sedang menjalani pengobatan rutin, seperti pada anak yang menderita diabetes tipe I, kanker, atau penyakit lain yang membutuhkan asupan nutrisi khusus sepanjang hari.

Anak dengan kondisi khusus membutuhkan persetujuan dokter terlebih dahulu untuk menjalankan puasa

Menu sahur menunjang kekuatan anak

Anak yang sedang belajar menjalankan puasa, membutuhkan nutrisi yang cukup. Oleh karena itu, orang tua perlu memastikan menu sahur dan berbuka mencakup komposisi seimbang, seperti 30-40% karbohidrat, 20-25% protein, 15-20% lemak, dan serat tinggi lewat buah dan sayur.

Ilustrasi puasa Ramadan (dok. ist)

Saat sahur, orang tua bisa menyiapkan makanan yang lebih lama dicerna tubuh, seperti nasi merah, oat, atau pasta, buah pisang, serta protein dengan lemak sehat, karena dapat membantu anak merasa kenyang lebih lama. Hindari makanan tinggi gula saat sahur untuk mencegah rasa lapar yang cepat muncul.

Pastikan asupan cairan cukup

Pastikan anak tetap terhidrasi dengan baik selama jam puasa. Anjuran konsumsi air 6-8 gelas per hari, dapat dibagi antara sahur dan berbuka. Hindari minum yang mengandung kafein seperti teh/kopi/soda. Orang tua juga perlu mengenali tanda-tanda dehidrasi, seperti tidak buang air kecil selama 6 jam, warna urin yang pekat, atau anak tampak lemas berlebihan, Jika tanda-tanda ini muncul, segera berikan cairan yang cukup dan batalkan puasa anak.

Kenalkan puasa secara bertahap

Anak yang belum wajib berpuasa dan baru pertama kali berpuasa, sebaiknya dikenalkan dengan tahapan yang lebih ringan, seperti puasa setengah hari sebelum akhirnya mencoba puasa secara penuh. Memberikan motivasi tambahan, seperti sistem apresiasi atas usaha mereka, juga dapat membantu anak lebih semangat menjalani puasa pertamanya.

Ciptakan pengalaman puasa yang menyenangkan

Selain memperhatikan panduan kesehatan, orang tua juga perlu menjadikan momen puasa sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi anak. Berikan pemahaman bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga membentuk karakter, disiplin waktu, kesabaran, dan rasa syukur

Diharapkan cara-cara di atas bisa menjadi panduan buat orang tua yang mulai mengajak anak-anak untuk menjalankan puasa Ramadan. “Berpuasa bagi anak juga sama manfaatnya dengan puasa pada orang dewasa, dimana bisa membantu menjaga metabolisme tubuh secara ideal dan membuat tubuh anak tetap fit,” ujar dr. Jeshika. (BS)