Berandasehat.id – Obesitas menjadi masalah kesehatan yang kian meresahkan. Para peneliti menyerukan tindakan segera dan reformasi kebijakan global untuk mengatasi masalah kesehatan yang serius, mengingat prediksi pandemi obesitas yang meluas pada tahun 2050.
Sebuah studi baru-baru ini mengungkap bahwa obesitas dapat mempengaruhi lebih dari separuh orang dewasa dan sepertiga anak-anak dan remaja di seluruh dunia dalam 25 tahun ke depan.
Studi tersebut memperkirakan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan anak-anak dan remaja muda (usia 5-14 tahun), remaja yang lebih tua (usia 15-24 tahun), dan orang dewasa (usia 25 tahun ke atas) di 204 negara dan wilayah.
Dalam hal ini studi memeriksa data dari tahun 1990 hingga 2021, dengan perkiraan yang berlaku hingga tahun 2050.
Tingkat obesitas meningkat lebih dari dua kali lipat selama tiga dekade terakhir, yang mempengaruhi 2,11 miliar orang dewasa dan 493 juta orang muda di seluruh dunia pada tahun 2021.

Jika dunia gagal bertindak sekarang, para peneliti memperingatkan, dunia akan menghadapi ancaman penyakit dan kematian dini yang tak tertandingi.
Pengungkapan mengejutkan lainnya adalah bahwa beban obesitas akan terkonsentrasi secara tidak proporsional di wilayah tertentu. Pada tahun 2050, para ahli memperkirakan bahwa satu dari tiga orang muda dengan obesitas (sekitar 130 juta) akan tinggal di dua wilayah saja: Afrika Utara dan Timur Tengah, serta Amerika Latin dan Karibia.
Tren yang mengkhawatirkan ini diperkirakan akan berdampak luas pada kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Meskipun jumlah orang dewasa dengan kelebihan berat badan dan obesitas terbesar diperkirakan masih berada di Tiongkok (627 juta), India (450 juta), dan AS (214 juta) pada tahun 2050, jumlah di Afrika sub-Sahara diperkirakan akan meningkat lebih dari 250% menjadi 522 juta, didorong oleh pertumbuhan populasi, demikian pernyataan dalam siaran pers.
Perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 25% dari populasi orang dewasa dunia dengan obesitas pada tahun 2050 akan berusia 65 tahun atau lebih, yang selanjutnya akan membebani sistem perawatan kesehatan yang sudah rapuh, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah.
“Epidemi global yang belum pernah terjadi mengenai kelebihan berat badan dan obesitas merupakan tragedi yang mendalam dan kegagalan masyarakat yang monumental,” kata penulis utama Profesor Emmanuela Gakidou dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), Universitas Washington.
Para peneliti mengamati bahwa generasi yang lebih baru mengalami kenaikan berat badan lebih cepat daripada generasi sebelumnya, obesitas terjadi pada usia yang lebih dini.
Tren ini meningkatkan risiko komplikasi seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, dan berbagai kanker pada usia yang lebih muda.
Namun, jika kita bertindak sekarang, mencegah transisi lengkap menuju obesitas global untuk anak-anak dan remaja masih mungkin dilakukan, menurut Dr Jessica Kerr dari Murdoch Children’s Research Institute di Australia, salah satu penulis utama. (BS)