Berandasehat.id – Seiring meningkatnya waktu menonton layar, naik. pula kekhawatiran tentang dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental.
Meskipun kebiasaan gaya hidup ini memiliki efek buruk pada orang-orang dari segala usia, sebuah penelitian terkini telah mengalihkan perhatian pada anak-anak praremaja. Studi menemukan bahwa penggunaan layar yang berlebihan melalui SMS, menonton video, atau bermain gim video dapat memicu gejala manik pada kalangan ini.
Sebuah penelitian skala besar yang melibatkan 9.243 anak berusia 10 dan 11 tahun telah menjelaskan potensi risiko kesehatan mental dari penggunaan layar yang berlebihan.
Diterbitkan dalam Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology, penelitian tersebut mengeksplorasi bagaimana keterlibatan yang besar dengan media sosial, gim video, SMS, dan streaming video memengaruhi pikiran anak muda.
Untuk lebih memahami hubungan antara waktu menonton layar dan kesehatan mental, para peneliti dari riset terbaru menganalisis data dari studi Adolescent Brain Cognitive Development (ABCD), studi jangka panjang terbesar tentang perkembangan otak di Amerika Serikat.

Mereka meneliti kebiasaan khas ribuan praremaja dalam menggunakan layar, menyelidiki apakah penggunaan media sosial, gim video, dan SMS yang berlebihan dikaitkan dengan gejala manik atau hipomanik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan harga diri yang tinggi, kebutuhan tidur berkurang, mudah teralihkan, bicara cepat, pikiran berpacu, dan impulsivitas – perilaku yang merupakan ciri khas episode manik, ciri utama gangguan spektrum bipolar.
Dr. Jason Nagata, penulis pertama penelitian mengatakan masa remaja adalah waktu yang sangat rentan untuk mengembangkan gangguan spektrum bipolar. “Mengingat bahwa timbulnya gejala lebih awal dikaitkan dengan hasil yang lebih parah dan kronis, penting untuk memahami apa yang mungkin berkontribusi terhadap timbulnya atau memburuknya gejala manik pada remaja,” terangnya.
Para peneliti juga mencatat bahwa remaja Amerika sekarang menghabiskan rata-rata lebih dari delapan jam sehari di depan layar, dua kali lipat dari rata-rata sebelum pandemi, bertepatan dengan meningkatnya masalah kesehatan mental.
Studi ini menggarisbawahi pentingnya menumbuhkan kebiasaan penggunaan layar yang sehat sejak dini, menurut rekan penulis Kyle Ganson.
Penelitian di masa mendatang dapat membantu kita lebih memahami perilaku dan mekanisme otak yang menghubungkan penggunaan layar dengan gejala manik untuk membantu menginformasikan upaya pencegahan dan intervensi.
Meskipun waktu menonton layar menawarkan manfaat edukasi, Dr. Nagata memperingatkan bahwa orang tua harus memperhatikan potensi risiko dan mengetahui pentingnya menyeimbangkan penggunaannya untuk melindungi kesehatan mental.
“Keluarga dapat mengembangkan rencana media yang dapat mencakup waktu bebas layar sebelum tidur,” tandas Dr. Nagata. (BS)