Berandasehat.id – Apakah suplemen sederhana mampu membuat perbedaan bagi anak-anak autis? Para peneliti tengah meneliti hubungan antara sumbu otak dan usus dan menyarankan bahwa suplemen probiotik dapat membantu meredakan gejala perilaku dan pencernaan. Hal ini memberikan harapan baru bagi jutaan anak yang berjuang melawan gangguan spektrum autisme.

Gangguan spektrum autisme (ASD) adalah kondisi perkembangan saraf kompleks yang memengaruhi cara seseorang berkomunikasi, berinteraksi, dan memproses dunia di sekitarnya.

Tanda-tanda autisme sering muncul pada masa kanak-kanak dan dapat berkisar dari ringan hingga berat, sehingga pengalaman setiap individu menjadi unik.

Indikator awal yang umum untuk ASD termasuk kesulitan dalam interaksi sosial, masalah dalam melakukan kontak mata, memahami emosi, atau terlibat dalam percakapan.

Anak-anak autis mungkin menunjukkan perilaku berulang, seperti mengepakkan tangan atau menyusun benda, dan menjadi sangat fokus pada minat tertentu.

Kepekaan sensorik, seperti bereaksi berlebihan terhadap suara, tekstur, atau cahaya tertentu, juga merupakan tanda-tanda yang sering terjadi.

Selain itu, beberapa anak autis mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa, serta kesulitan dalam mengatur emosi.

Ilustrasi gangguan spektrum autisme (dok. ist)

“Orang tua selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas hidup anaknya. Studi kami menunjukkan bahwa suplementasi probiotik dapat melengkapi terapi yang sudah ada seperti terapi perilaku, terapi wicara, dan pendidikan khusus,” kata Dr. Himani Narula Khanna, Dokter Spesialis Anak Perkembangan dan Salah Satu Pendiri Continua Kids, peneliti utama studi.

Uji coba melibatkan 180 anak berusia 2 hingga 9 tahun yang didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme, yang semuanya menerima terapi yang dipersonalisasi melalui Continua Kids, layanan kesehatan yang didedikasikan untuk mendukung anak-anak autis di India.

Hasil uji coba yang dipublikasikan di Jurnal BMJ mengungkapkan bahwa anak-anak autis yang mengonsumsi probiotik mengalami perbaikan perilaku yang signifikan. Secara keseluruhan, gejala perilaku menurun hingga 47,77%, dengan penarikan diri sosial berkurang hingga 40% dan perilaku repetitif hingga 37,77%. Hiperaktivitas dan ucapan yang tidak tepat juga menunjukkan perbaikan.

Selain itu, kesehatan pencernaan membaik, dengan peningkatan 18,18% pada tinja yang terbentuk dan penurunan 6,66% pada tinja encer, yang menunjukkan kesehatan usus yang lebih baik.

“Suplemen probiotik memperbaiki gejala perilaku dan GI (gastrointestinal) pada anak-anak dengan ASD tanpa efek samping. Kedua gejala tersebut berkorelasi secara signifikan,” simpul peneliti.

Hasil itu menunjukkan bahwa suplementasi probiotik dapat melengkapi terapi gangguan spektrum autisme konvensional, membantu mengelola gejala perilaku yang terkait dengan ASD, meskipun masih menunggu bukti yang mendukung kemanjurannya. (BS)