Berandasehat.id – Sesuatu yang sederhana seperti menelan dapat mengungkapkan kondisi kesehatan. Meskipun mungkin tampak seperti tindakan sehari-hari yang sederhana dan berulang, jumlah kali kita menelan hanya dalam 30 detik dapat berfungsi sebagai tanda peringatan dini untuk kondisi serius seperti demensia, kanker, atau stroke.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Dysphagia, para peneliti menggunakan Repetitive Saliva Swallow Test (RSST) untuk mengukur berapa kali orang yang sehat dapat menelan dalam 30 detik tanpa makanan atau cairan.
Para peneliti bertujuan untuk menentukan kapasitas menelan rata-rata di berbagai kelompok usia, menurut laporan Daily Mail.
Untuk memahami tolok ukur menelan normal, penelitian ini mengevaluasi 280 orang dewasa baik pria maupun wanita, yang berusia antara 20 hingga 90 tahun. Temuan menunjukkan bahwa skor RSST rata-rata untuk semua peserta adalah 7,01; pria mendapat skor lebih tinggi (7,6) daripada wanita (6,47). Seiring bertambahnya usia, jumlah menelan yang dapat dilakukan seseorang dalam 30 detik menurun.
Menurut temuan studi, orang dewasa berusia 20-an hingga 30-an harus menelan sekitar 8,5 kali, sementara mereka yang berusia 40-an rata-rata menelan delapan kali.

Pada usia 50-an, individu biasanya menelan sekitar tujuh kali, dan pada usia 60-an, jumlahnya turun menjadi 6,7 kali.
Mereka yang berusia 70-an harus menelan sekitar enam kali dan pada usia 80-an, 4,3 kali menelan dalam jangka waktu yang sama.
Skor kurang dari tiga kali menelan dalam 30 detik dianggap tidak normal, atau patologis.
Studi menemukan bahwa faktor-faktor tertentu, termasuk usia, indeks massa tubuh (BMI), kondisi kesehatan, obat-obatan yang mereka konsumsi, dan berapa banyak air liur yang mereka hasilkan memengaruhi tingkat menelan.
Para peneliti mencatat bahwa rata-rata, peserta mendapat skor 7,01 pada RSST, dengan pria mengungguli wanita, dengan skor 7,6 yang mengesankan dibandingkan dengan 6,47 untuk wanita.
Selain itu, orang dengan BMI lebih tinggi, memiliki lebih banyak kondisi kesehatan, dan obat-obatan yang diresepkan memiliki skor RSST yang lebih rendah.
Menariknya, orang yang melaporkan produksi air liur lebih banyak memiliki skor yang lebih baik pada RSST.
Menurut peneliti, skor RSST pada orang dewasa yang sehat menurun seiring bertambahnya usia dan lebih rendah pada wanita dibandingkan dengan pria. Skor RSST juga lebih rendah pada individu yang mengonsumsi banyak obat dan dengan BMI yang lebih tinggi.
Kondisi kesehatan yang terkait dengan disfagia
Disfagia, atau kesulitan menelan, adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan. Dalam beberapa kasus, disfagia dapat dikaitkan dengan gangguan lambung yang relatif sederhana seperti mulas atau refluks asam, di mana asam lambung mengiritasi lapisan esofagus, yang menyebabkan ketidaknyamanan dan kesulitan menelan.
Namun, ketika disfagia berlanjut atau memburuk, itu dapat menandakan kondisi kesehatan yang lebih parah. Misalnya, kanker tertentu, terutama yang memengaruhi tenggorokan, mulut, esofagus, atau laring, umumnya dikaitkan dengan kesulitan menelan.
Selain kanker, gangguan neurologis seperti multiple sclerosis, distrofi otot, dan penyakit Parkinson dapat mengganggu saraf dan otot yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan proses menelan, sehingga menyulitkan otak untuk mengirimkan sinyal yang diperlukan untuk menelan dengan lancar dan efisien. (BS)