Berandasehat.id – Penyakit arteri perifer (PAD) – dicap sebagai pembunuh diam-diam yang tidak dapat disembuhkan secara permanen – kian menarik perhatian karena para peneliti memperingatkan bahwa penyakit ini memengaruhi lebih dari 10 juta orang Amerika berusia 40 tahun ke atas.

PAD dianggap sebagai kondisi serius karena dapat menyebabkan kehilangan anggota tubuh dan bahkan kematian. Kondisi ini sering kali tidak terdiagnosis dan tidak diobati.

Penyakit arteri perifer adalah kondisi yang terjadi ketika arteri yang memasok darah ke lengan dan kaki menyempit atau tersumbat karena penumpukan plak. Hal ini mengurangi aliran darah, terutama ke kaki, dan dapat menyebabkan nyeri, mati rasa, atau bahkan komplikasi serius seperti infeksi, gangren, dan dalam kasus yang parah, kehilangan anggota tubuh, serangan jantung, dan stroke.

Dalam sebuah penelitian terkini, para peneliti mengevaluasi lebih dari 7000 pasien dengan penyakit arteri perifer untuk menentukan risiko kematian, tingkat perawatan yang mereka terima, dan risiko mengalami kejadian gangguan jantung besar, seperti serangan jantung, stroke, atau kematian, atau amputasi anggota tubuh.

Peneliti menemukan bahwa kurang dari sepertiga penderita penyakit arteri perifer menerima perawatan yang direkomendasikan secara lengkap; 29,6% wanita dan 33,5% pria mendapatkan semua perawatan yang diperlukan.

Sementara pria dan wanita dirujuk ke dokter spesialis dengan tingkat yang sama, wanita lebih sering dirujuk ke penyedia layanan kesehatan primer.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa wanita sedikit lebih kecil kemungkinannya daripada pria untuk mengalami komplikasi serius seperti masalah jantung mayor atau amputasi anggota tubuh.

Pengungkapan yang paling mencolok adalah bahwa terlepas dari jenis kelamin, pasien memiliki lebih dari 50 persen kemungkinan meninggal karena kondisi tersebut.

Penulis utama Viet T. Le, profesor madya penelitian kardiovaskular di Intermountain Health menyampaikan dalam studi ini pihaknya menemukan penyakit arteri perifer yang tidak diobati dalam jumlah tinggi bersamaan dengan tingkat kematian pada pasien ini.

Berdasarkan temuan itu tim peneliti berharap sistem kesehatan dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menyaring pasien untuk penyakit arteri perifer dan mengobatinya. “Temuan ini merupakan peluang untuk meningkatkan dan menerapkan sistem perawatan, terutama bagi wanita,” kata Viet T. Le dikutip Medical Daily.

Dr. Le menjelaskan bahwa setiap orang dengan penyakit arteri perifer harus menerima terapi antiplatelet dan statin, tetapi hanya sekitar satu dari tiga yang benar-benar mendapatkannya. Masalahnya bukan karena dokter kurang peduli atau tidak mengetahui pedomannya, tetapi gejala PAD seperti nyeri kaki dapat menyesatkan dan diobati oleh berbagai spesialis yang mungkin tidak memahami pedoman tersebut.

Meskipun PAD dapat berkembang secara diam-diam tanpa tanda-tanda yang jelas, gejala-gejala tertentu dapat menandakan keberadaannya. Tanda-tanda umum termasuk kaki dingin, nyeri kaki atau kram selama beraktivitas yang mereda dengan istirahat, dan luka pada kaki atau telapak kaki yang tidak kunjung sembuh.

Perubahan fisik pada kaki seperti kelemahan otot, rambut rontok, kulit mengilap atau dingin, dan denyut nadi yang menurun di kaki juga dapat mengindikasikan aliran darah yang buruk yang disebabkan oleh PAD. Kondisi ini menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan terutama lazim di antara orang-orang yang berusia di atas 65 tahun. (BS)