Berandasehat.id – Sakit tenggorokan adalah sesuatu yang lazim terutama selama musim flu. Namun bagaimana jika rasa sakit yang mengganggu itu tidak kunjung hilang?
Meskipun biasanya tidak berbahaya, seorang ahli onkologi membunyikan alarm: Bila sakit tenggorokan berlangsung lama, itu bisa jadi merupakan tanda sesuatu yang jauh lebih serius.
Dr. Jiri Kubes, seorang ahli onkologi radiasi di Proton Therapy Centre, menekankan pentingnya memeriksakan gejala-gejala, terutama sakit tenggorokan yang berlangsung selama lebih dari tiga minggu. Ia memperingatkan bahwa ini bisa jadi merupakan tanda awal kanker amandel, salah satu jenis kanker tenggorokan.
“Sakit tenggorokan sangat umum dan dapat disebabkan oleh sejumlah penyakit, tetapi jika sakit tenggorokanitu berlangsung lama dan tidak kunjung membaik atau malah bertambah parah, dokter dapat memeriksa dan merujuk untuk menjalani tes lebih lanjut jika perlu,” kata Dr. Kubes dilaporkan Medical Daily.
Meskipun kanker amandel jarang terjadi, deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan hasil, tambah Dr. Kubes.
Lebih lanjut ia menyampaikan, kanker tenggorokan, terutama di laring, dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko, banyak di antaranya terkait dengan pilihan gaya hidup dan paparan lingkungan. Penggunaan tembakau tetap menjadi salah satu faktor yang paling signifikan, dengan risiko meningkat secara dramatis ketika merokok dikombinasikan dengan konsumsi alkohol yang berlebihan.

Pola makan juga memainkan peran penting karena makanan yang tinggi daging dan lemak olahan meningkatkan risiko kanker tenggorokan.
Selain faktor gaya hidup, usia dan jenis kelamin juga berperan, mereka yang berusia di atas 40 tahun menghadapi risiko yang lebih tinggi, dan pria lebih mungkin mengembangkan jenis kanker ini daripada wanita.
Pekerjaan tertentu juga meningkatkan risiko karena paparan zat beracun seperti asbes atau kabut asam, yang dapat dikaitkan dengan proses industri.
Memiliki riwayat keluarga kanker kepala dan leher, terutama di antara kerabat tingkat pertama, meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tenggorokan.
Sistem kekebalan yang melemah, yang disebabkan oleh kondisi seperti HIV, penyakit autoimun seperti lupus, atau obat-obatan setelah transplantasi organ, juga berkontribusi terhadap risiko kanker laring yang lebih tinggi.
Orang dengan penyakit refluks gastroesofageal (GERD) dan displasia laring (kondisi prakanker) memiliki risiko lebih tinggi.
Infeksi seperti HPV juga dikaitkan dengan kanker kepala dan leher, meskipun kaitannya dengan kanker laring masih diteliti.
Lantas seperti apa tanda dan gejala kanker tenggorokan? Suara serak yang berlangsung lebih dari tiga minggu merupakan salah satu tanda kanker laring yang paling umum. Gejala lainnya meliputi batuk terus-menerus, kesulitan menelan, nyeri telinga, benjolan di tenggorokan, sakit tenggorokan persisten/terus-menerus, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Jika salah satu gejala ini berlanjut, penting untuk memeriksakan diri ke dokter. (BS)