Berandasehat.id – Vitiligo merupakan kondisi kulit autoimun kronis yang ditandai dengan hilangnya sel-sel penghasil pigmen, yang menyebabkan depigmentasi tidak merata.

Menurut National Institute of Health, kondisi ini memengaruhi sekitar satu hingga dua persen dari populasi global dan sering kali menimbulkan beban psikologis dan sosial yang signifikan.

Sejauh ini pengobatan vitiligo masih kurang memuaskan. Namun ada harapan baru. Kombinasi obat oral yang ditargetkan dengan terapi cahaya dapat meningkatkan repigmentasi bagi pasien yang hidup dengan vitiligo nonsegmental, demikian hasil penelitian yang dipimpin oleh Emma Guttman-Yassky, MD, Ph.D., Profesor Waldman dan Ketua Sistem Departemen Dermatologi Kimberly dan Eric J. Waldman di Sekolah Kedokteran Icahn di Mount Sinai.

Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Akademi Dermatologi Amerika, mengevaluasi kemanjuran dan keamanan ritlecitinib, yakni penghambat kinase keluarga JAK3/TEC oral sendiri dan dalam kombinasi dengan fototerapi ultraviolet B pita sempit (nbUVB) dalam menginduksi pemulihan warna kulit di area yang telah kehilangan pigmen warna.

Dalam perpanjangan 24 minggu dari uji klinis fase 2b, para peneliti Mount Sinai menemukan bahwa pasien yang menerima ritlecitinib dengan fototerapi nbUVB mengalami perbaikan yang lebih besar dalam tingkat keparahan vitiligo dibandingkan dengan mereka yang menerima ritlecitinib saja.

Ilustrasi vitiligo (dok. ist)

Kombinasi tersebut menghasilkan perbaikan repigmentasi wajah rata-rata sebesar 69,6%, dibandingkan dengan 55,1% dengan ritlecitinib saja.

Repigmentasi seluruh tubuh juga membaik lebih signifikan dengan terapi kombinasi.

“Hasil ini menggembirakan dan menunjukkan bahwa kombinasi terapi dapat memberikan manfaat tambahan bagi pasien dengan vitiligo,” kata Dr. Guttman-Yassky.

Temuan itu menggarisbawahi potensi terapi presisi, termasuk perawatan oral yang ditargetkan, untuk diintegrasikan secara aman dengan modalitas tradisional seperti terapi cahaya untuk meningkatkan hasil pasien.

Meskipun penelitian ini memiliki keterbatasan, termasuk ukuran sampel yang relatif kecil yaitu 230 (187 pasien yang menerima monoterapi ritlecitinib dan 43 yang menerima ritlecitinib plus nbUVB) dan desain eksploratif, temuan tersebut meletakkan dasar yang penting untuk penelitian dan strategi terapi di masa mendatang.

“Temuan ini merupakan langkah maju lainnya untuk menawarkan harapan dan peningkatan kualitas hidup bagi orang yang hidup dengan vitiligo dan kondisi dermatologis lainnya,” tandas Dr. Guttman-Yassky dilaporkan MedicalXpress. (BS)