Berandasehat.id – Menanggapi lonjakan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi di akhir Desember 2024 hingga Januari 2025, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menerbitkan Surat Edaran pada 3 Januari 2025 untuk memperketat langkah kewaspadaan.

Sementara itu, Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) juga mendorong koperasi untuk melakukan vaksinasi mandiri sebagai bentuk pencegahan sehingga terjadi penurunan kasus PMK di berbagai wilayah.

Meskipun demikian, Kementerian Pertanian terus menggenjot vaksinasi PMK sebagai langkah strategis penanganan dan pengendalian penyakit ini.

Terkait dengan pengendalian PMK pada hewan ternak, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) menyalurkan donasi 13.600 dosis vaksin PMK kepada peternak sapi perah di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang tergabung dalam GKSI.

“Inisiatif ini menjadi wujud komitmen FFI dalam mendukung keberlanjutan industri peternakan sapi perah di Indonesia dan bertujuan untuk membantu menjaga kesehatan sapi ternak, mencegah meluasnya penyebaran penyakit PMK, serta menjaga keberlangsungan produksi susu segar di tingkat nasional,” terang Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro.

Andrew memyampaikan, donasi 13.600 vaksin PMK ini merupakan langkah mitigasi yang diupayakan FFI guna menjaga kesehatan ternak, memperkuat usaha peternak sapi perah lokal, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka sebagai bagian penting dalam rantai pasok penyedia susu segar di Indonesia.

Ilustrasi sapi (dok. ist)

Adapun vaksin yang digunakan adalah Bioaftogen, vaksin PMK yang telah memenuhi standar mutu ketat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  dan mendapat prakualifikasi persetujuan dari EuFMD, komisi di Organisasi Pangan Dunia (FAO).

Bioaftogen dikenal memiliki tingkat imunogenitas tinggi, aman digunakan, serta mampu memberikan perlindungan optimal terhadap penyebaran virus PMK di peternakan sapi perah.

Di tengah ancaman PMK, vaksinasi menjadi kebutuhan mendesak. Dukungan dari FFI sangat berarti, karena tidak hanya dapat melindungi ternak, tapi juga menjaga keberlangsungan usaha, menurut Apresiasi terhadap inisiatif FFI ini disampaikan Niam Shofi, ketua Koperasi SAE Pujon. 

Ia berharap kolaborasi seperti ini terus berlanjut sebagai upaya bersama memperkuat ketahanan peternakan lokal.

Disampaikan Head of Dairy Development Frisian Flag Indonesia, Akhmad Sawaldi, FFI secara aktif mendukung penanggulangan dan pencegahan PMK di Indonesia, termasuk melalui bantuan medis bagi peternak sapi perah lewat AIPS (Association of Dairy Processing Industries) serta pelatihan yang diberikan pakar peternakan dari Belanda pada 2022.

“Donasi vaksinasi yang kami salurkan diharapkan dapat memperkuat kesiapan peternak dalam menghadapi ancaman penyakit hewan yang menular, serta lebih lanjut dapat mendorong ketersediaan susu segar berkualitas bagi masyarakat Indonesia,” tandasnya. (BS)