Berandasehat.id – Urusan kesehatan gigi, masyarakat Indonesia bisa dibilang masih memprihatinkan. Data menyebut hanya 2,8 persen yang menyikat gigi dengan benar. Padahal, menyikat gigi dengan cara yang benar merupakan salah satu cara untuk mencegah berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut.
Kesehatan rongga mulut memiliki implikasi luas, tak hanya berdampak pada gigi atau gusi, namun juga bisa memengaruhi organ penting lain, termasuk jantung.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI, drg. Usman Sumantri, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut masih rendah. “Masih banyak yang belum menyikat gigi dengan benar. Gosok gigi masih asal-asalan sehingga memicu masalah gigi berlubang karena banyak sisa makanan yang tertinggal di sela gigi,” terangnya di acara temu media menjelang gelaran Dental Exhibition & Conference (IDEC) di Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Sisa makanan yang tertinggal itu membuat kuman penyebab karies (gigi berlubang) berkembang subur.
Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menyebut 88,8 persen penduduk Indonesia mengalami karies gigi. Prevalensi gihlgi berlubang pada anak-anak, bahkan bisa mencapai 92,6% pada usia 5-9 tahun.

Bukan hanya anak, prevalensi karies gigi juga menjadi masalah umum pada orang dewasa, dengan angka prevalensi yang cukup tinggi di kelompok ini.
Selain menyikat gigi tidak benar, kebiasaan bergantian memakai sikat gigi juga disebut bisa memicu gigi berlubang.
Untuk diketahui, bakteri Streptokokus merupakan jenis bakteri yang dapat menular akibat penggunaan sikat gigi bersama-sama. “Ini bisa menyebabkan gigi berlubang,” kata drg. Usman.
Selain menularkan kuman, berbagi sikat gigi juga dapat membuat bulu sikat gigi menjadi lebih mudah rusak. “Hal ini harus dihindari. Setiap orang harus punya sikat gigi sendiri dan kalau bulu sikatnya rusak harus diganti yang baru,” ujarnya.
Urusan kesehatan gigi dan rongga mulut tak bisa dianggap enteng karena bisa fatal. Penyakit mulut dan gigi yang tidak dirawat dapat memengaruhi kesehatan jantung.
“Infeksi pada gigi berlubang/peradangan gusi dapat menyebabkan kuman masuk ke aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung,” terang drg. Usman.
Bakteri penyebab gingivitis yang menginfeksi gusi dapat menyebar ke pembuluh darah. Kondisi ini dapat memicu gumpalan darah kecil. Penumpukan gumpalan darah kecil tersebut dapat memicu serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lain seperti stroke.
Mengingat konsekuensinya serius, drg. Usman mandorong setiap orang tidak menyepelelan kesehatan gigi dan mulut. “Banyak yang datang ke dokter gigi setelah infeksi parah, gusi bengkak bahkan bernanah,” tuturnya.
Untuk mencegah agar masalah gigi dan rongga mulut tidak gawat, penting untuk menjalankan pencegahan, di antaranya sikat gigi dengan benar pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, gunakan pasta gigi mengandung fluoride, periksa ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali.
“Perlu juga menanamkan kebiasaan sikat gigi sejak dini, misalnya saat mulai tumbuh gigi susu,” tandasnya.
Transformasi kesehatan gigi dan mulut nasional
Indonesia Dental Exhibition & Conference (IDEC) akan digelar di Jakarta International Convention Center (JICC), pada 14 – 16 November 2025.
Diselenggarakan oleh PT Traya Eksibisi Internasional dan Koelnmesse Pte Ltd bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), IDEC 2025 akan menjadi agenda eksibisi kesehatan gigi akbar, dengan serangkaian kegiatan diskusi pakar, pemeriksaan gigi gratis hingga demo interaktif untuk semua kalangan.
IDEC 2025 menandai edisi keempat dari pameran dan konferensi dua tahunan terbesar di industri kedokteran gigi Indonesia, momentum penting dalam memperkuat ketahanan dan transformasi sektor kesehatan gigi dan mulut nasional.
Disampaikan drg. Usman, transformasi ketahanan kesehatan gigi mencerminkan komitmen yang luas untuk membangun sistem kesehatan lebih tangguh dan inklusif, serta membangun langkah pencegahan jangka panjang, pendidikan dan akses kepada perawatan kesehatan mulut dan gigi yang berkualitas.
“IDEC menjadi platform strategis yang
mempertemukan pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem yang tangguh melalui kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi terkini, serta berfungsi sebagai katalis penting bagi pertumbuhan dan pengembangan profesi kedokteran gigi di Indonesia,” terangnya.
Kesempatan sama, Dr. drg. Himawan Halim, DMD, MS, FICD, Sp.Ort, selaku ketua acara IDEC 2025 menambahkan, ajang IDEC bakal mempertemukan spesialis, akademisi, distributor, produsen dan mahasiswa kedokteran gigi. “Ada antusiasme tinggi dari peserta eksibisi yang ingin menampilkan teknologi kesehatan gigi terbaru, inovasi digital, AI (kecerdasan buatan) hingga sistem perawatan gigi yang terintegrasi,” bebernya.

Selain untuk menimba ilmu dan pengetahuan, IDEC diyakini akan menjadi ajang business-to-business (B2B) yang membuka peluang koneksi strategis antara merek dan pengambil keputusan utama.
“Koelnmesse akan membawa pengalaman serta jaringan internasionalnya ke ajang IDEC. Tahun ini kami memberikan perhatian khusus pada peningkatan partisipasi internasional,
ekspansi area pameran, dan meningkatkan peluang membangun relasi, agar IDEC tetap menjadi acara unggulan industri kedokteran
gigi Indonesia, menjadi motivasi penggerak pertumbuhan bisnis dan pertukaran pengetahuan yang berdampak nyata bagi seluruh peserta,” ungkap Mathias Kuepper, Managing Director and Vice President APAC of Koelnmesse.
Selain pameran, IDEC 2025 juga mengadakan konferensi ilmiah yang menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, membahas topik-topik terkini dalam dunia kedokteran gigi.
Peserta dapat mengikuti hands on program yang merupakan pelatihan praktik langsung yang memungkinkan dokter dan mahasiswa kedokteran gigi mendapatkan pengalaman edukatif dan aplikatif secara langsung dari para ahli. (BS)