Berandasehat.id – Anemia defisiensi besi telah lama dikenal sebagai kekurangan gizi yang umum di seluruh dunia, yang memengaruhi individu dari segala usia.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi eJHaem telah menjelaskan hubungan yang mengkhawatirkan antara anemia defisiensi besi dan peningkatan risiko stroke iskemik, khususnya pada orang dewasa muda.

Penelitian yang menyelidiki hubungan antara anemia defisiensi besi dan risiko stroke ini mengungkap bukti kuat yang menunjukkan bahwa kondisi ini secara independen dan signifikan meningkatkan kemungkinan mengalami stroke iskemik.

Stroke iskemik adalah jenis stroke yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah yang memasok darah ke otak, yang menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi.

Temuan dari penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan bagi kesehatan masyarakat, karena stroke tetap menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian secara global.

Memahami hubungan antara anemia defisiensi besi dan risiko stroke sangat penting untuk mengembangkan intervensi yang ditargetkan dan strategi pencegahan untuk mengurangi dampak dari kondisi ini.

Penelitian yang dilakukan oleh tim ahli di bidang hematologi dan neurologi menganalisis data dari sekelompok besar orang dewasa muda dengan fokus pada status zat besi dan kejadian stroke. Studi ini mengidentifikasi temuan utama berikut:

* Individu dengan anemia defisiensi besi memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami stroke iskemik dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami kondisi tersebut.

* Hubungan antara anemia defisiensi besi dan risiko stroke tetap signifikan bahkan setelah disesuaikan dengan berbagai faktor pengganggu, yang menyoroti sifat independen dari hubungan ini.

* Orang dewasa muda dengan anemia defisiensi besi ditemukan memiliki rasio peluang yang jauh lebih tinggi untuk stroke iskemik, yang menggarisbawahi pentingnya menangani status zat besi dalam strategi pencegahan stroke.

Temuan ini menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan anemia defisiensi besi sebagai faktor risiko potensial untuk stroke iskemik, terutama pada orang dewasa muda.

Dokter harus waspada dalam menilai dan mengelola status zat besi pada pasien, terutama mereka yang berisiko lebih tinggi terkena stroke.

Skrining untuk anemia defisiensi besi dan penerapan intervensi yang tepat, seperti suplementasi zat besi dan modifikasi pola makan, dapat berperan penting dalam mengurangi kejadian stroke iskemik dan komplikasi terkaitnya.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan mekanisme dasar yang menghubungkan anemia defisiensi besi dengan peningkatan risiko stroke iskemik.

Menyelidiki dampak status zat besi pada kesehatan pembuluh darah dan mekanisme pembekuan darah dapat memberikan wawasan berharga tentang patofisiologi perkembangan stroke.

Selain itu, studi prospektif yang mengeksplorasi efektivitas suplementasi zat besi dalam mengurangi risiko stroke di antara individu dengan anemia defisiensi besi sangat penting untuk memandu praktik klinis berbasis bukti dan inisiatif kesehatan masyarakat. (BS)