Berandasehat.id – Alasan mengapa kita sangat mendamba gula, karena terasa lezat dan memberikan kesenangan pada otak, menjadi hal menarik untuk diselami. Para ilmuwan mungkin akhirnya memiliki jawaban atas misteri ini.
Untuk pertama kalinya, para peneliti telah menemukan struktur reseptor rasa manis – bagian kecil lidah yang memberi tahu otak manusia saat sesuatu terasa manis. Studi yang dipublikasikan pada 7 Mei di jurnal Cell dapat membantu produsen membuat makanan manis dengan lebih sedikit gula.
“Dengan mengungkap struktur reseptor rasa manis, kami memperoleh pengetahuan tentang mekanisme molekuler yang mengatur cara kita mendeteksi rasa manis, dan bagaimana satu reseptor dapat mengenali berbagai macam molekul rasa manis,” kata Zhang Juen, ilmuwan peneliti asosiasi dan salah satu penulis pertama studi dalam rilis berita.
Charles Zuker dari Howard Hughes Medical Institute memimpin studi tersebut dengan anggota lab Universitas Columbia. Pada tahun 2001, timnya menemukan gen yang mengendalikan reseptor rasa manis. Kini, mereka telah menemukan seperti apa bentuknya dan bagaimana cara kerjanya.
Dengan informasi tersebut produsen makanan mungkin tidak lagi membutuhkan pemanis buatan. Sebaliknya, mereka dapat mengurangi penggunaan gula dan menambahkan bahan-bahan yang membuat reseptor rasa manis bekerja lebih baik. Itu berarti orang dapat menikmati rasa manis yang sama tetapi mengonsumsi lebih sedikit kalori, menurut laporan Healthday.
“Penemuan ini akan sangat bermanfaat dalam melawan keinginan kuat kita terhadap gula, dan memungkinkan desain modulator reseptor rasa manis yang rasional, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi prevalensi obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular,” jelas Juen.
Indera pengecap membantu kita menikmati makanan dan menghindari hal-hal yang mungkin berbahaya. Orang dapat merasakan rasa manis, asin, asam, pahit, dan umami (rasa gurih yang terkait dengan protein). “Masing-masing dari kelima kualitas rasa ini mengirimkan sinyal ke otak yang mengatakan ‘ini menggugah selera’ atau ‘Saya tidak suka ini,'” kata Zuker.

Bahkan setelah semua penelitian ini, para ilmuwan mengatakan mereka masih menyukai makanan manis.
“Seperti semua orang, saya suka makanan manis. Saya selalu penasaran tentang bagaimana tubuh saya mengenali molekul manis. Menentukan struktur reseptor manis manusia tidak hanya memenuhi keingintahuan pribadi saya, tetapi juga menawarkan potensi besar untuk aplikasi konsumen. Selain itu, hal itu memberi saya kesempatan berharga, sebagai ahli saraf, untuk memperluas cakupan penelitian saya ke biokimia dan biologi struktural,” terang Juen.
Zhang dan Lu harus mempelajari banyak keterampilan baru untuk melakukan penelitian ini. Pemimpin lab mendorong mereka untuk mencoba hal-hal baru. “Di lab Zuker, satu-satunya batasan adalah kreativitas kami,” kata Zhang.
Selama 20 tahun terakhir, lab tersebut telah mempelajari cara kerja rasa — dari lidah hingga otak. Mereka juga telah melihat bagaimana otak mengendalikan rasa lapar dan keinginan. Salah satu penelitian tim sebelumnya menemukan bahwa saraf vagus, yang menghubungkan usus dan otak, memainkan peran besar dalam mengapa kita menginginkan lemak dan gula. “Mengetahui cara kerja sesuatu sama sekali tidak mengurangi keajaiban itu. Sebaliknya, malah meningkatkannya,” kata Zuker.