Berandasehat.id- Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada wanita Indonesia, dengan lebih dari 36.000 kasus baru dan lebih dari 20.000 kasus kematian. Lebih dari 95% kasus ini disebabkan oleh infeksi HPV risiko tinggi, berdasarkan data Globocan 2022.

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Pappilomavirus (HPV), dan jika tidak ditangani, dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. “Di Indonesia, tipe HPV risiko tinggi yang paling umum ditemukan adalah tipe 52, 16, 18, 58 – yang sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual,” kata Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG, Subsp. Onk dalam temu media di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Dia menyebut, setiap jam, dua wanita Indonesia meninggal akibat kanker serviks. Ini bukan sekadar angka, tapi panggilan darurat bagi semua pihak. Padahal, infeksi HPV dapat dicegah melalui vaksinasi HPV.

Diskusi pentingnya vaksinasi untuk mencegah kanker terkait hpv (dok. Berandasehat.id)

Menurut Prof Yudi, kelompok wanita dewasa yang belum pernah divaksinasi, seperti yang berada dalam fase pranikah dan pascapersalinan, masih perlu menjadi perhatian dalam perluasan upaya perlindungan.

“Dianjurkan seseorang melakukan vaksinasi HPV sebelum aktif secara seksual, seperti pada fase pranikah. Untuk ibu yang sedang menyusui, juga dapat menerima vaksinasi HPV,” ujarnya.

Terkait upaya pencegahan kanker serviks, POGI  mengeluarkan rekomendasi klinis terbaru untuk vaksinasi HPV untuk wanita pranikah dan pascapersalinan.

Disampaikan Prof Yudi, rekomendasi ini disusun berdasarkan bukti ilmiah terkini dan bertujuan untuk memperkuat pencegahan primer kanker serviks, sebagai jenis kanker terbanyak ketiga di Indonesia.  “Melalui rekomendasi ini, POGI ingin memberikan panduan berbasis ilmiah bagi dokter dan tenaga kesehatan untuk memperluas cakupan perlindungan, khususnya bagi kelompok pranikah dan pascapersalinan yang belum pernah menerima vaksinasi HPV,” tuturnya.

Vaksinasi bisa cegah hingga 90 persen kanker terkait HPV

Rekomendasi ini disusun oleh Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks POGI di bawah pimpinan Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG, Subsp.Onk, sebagai panduan teknis bagi tenaga kesehatan.

POGI merilis rekomendasi klinis vaksinasi HPV untuk wanita pranikah dan pascapersalinan (dok. Berandasehat.id)

“Vaksinasi sebelum aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90% kanker terkait HPV, sementara pada wanita yang sudah aktif secara seksual, vaksin tetap dapat membantu dalam mengurangi risiko dan memberikan perlindungan dari kanker serviks,” jelas dr. Fitriyadi.

Selanjutnya disampaikan, vaksinasi HPV pada masa pascapersalinan bisa menjadi bagian integral dari kunjungan nifas. Vaksinasi HPV dapat diberikan untuk ibu menyusui dan dapat diberikan bersamaan dengan layanan skrining serviks. Diharapkan dengan kunjungan rutin, tingkat keberhasilan vaksinasi HPV di kategori ini cukup tinggi.

Diharapkan dengan menjadikan fase pranikah dan pascapersalinan sebagai titik masuk strategis, vaksinasi HPV diharapkan mampu menekan angka kematian akibat kanker serviks dan mempercepat tercapainya target eliminasi secara nasional dan global. (BS)