Berandasehat.id – Meskipun virus flu burung (H5N1) mungkin tidak sering muncul di berita, virus ini masih bekerja keras di balik layar, berusaha berevolusi menjadi versi yang semakin efektif/ganas.

Sejak flu burung yang sangat patogen terdeteksi di Kanada pada tahun 2021, virus ini telah menyebabkan infeksi pada lebih dari 180 juta unggas domestik di Kanada dan Amerika Serikat.

Bukti baru yang dipublikasikan di Science Advances, menunjukkan bahwa virus H5N1 telah bercampur dengan virus influenza unggas patogenisitas rendah (LPAIV) untuk memperluas pilihan inang dan jangkauan geografisnya.

Para peneliti menganalisis 2.955 genom virus yang diambil dari unggas domestik dan liar yang terinfeksi antara tahun 2021 dan 2024 di Kanada. Mereka menggabungkan data mereka dengan data dari analisis yang dipublikasikan sebelumnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang perubahan virus.

Hasil studi memberikan peta tentang bagaimana flu burung telah berevolusi secara genetik dan bagaimana ia bergerak di seluruh Amerika Utara dan Selatan selama beberapa tahun terakhir – sebagian besar dengan bantuan burung yang bermigrasi.

Studi ini menunjukkan peningkatan ekstensif dalam kebugaran virus flu burung, yakni kemampuan virus untuk bereplikasi, beradaptasi, dan menyebar.

Ilustrasi virus flu burung (dok. ist)

Peningkatan kebugaran virus ini disebabkan oleh ‘reasortasi’ yang sering terjadi, suatu proses di mana dua atau lebih virus menginfeksi sel yang sama dan bertukar materi genetik untuk menciptakan virus keturunan dengan kombinasi sifat baru dari yang asli.

Acapkali, hal ini menghasilkan virus dengan kemampuan untuk menginfeksi lebih banyak inang, yang membantu menyebarkannya ke wilayah geografis yang lebih luas.

Studi tersebut menunjukkan bahwa banyak reassortasi berturut-turut telah terjadi pada virus flu burung, dengan genotipe reassortan baru yang mengalahkan genotipe sebelumnya.

Wilayah geografis tertentu, seperti wilayah Prairie Pothole di Great Plains, dapat bertindak sebagai sarang untuk penularan virus dan penyebaran akhirnya. Wilayah ini menampung sejumlah besar burung yang bermigrasi karena berada di persimpangan beberapa rute migrasi.

Dikenal sebagai salah satu tempat berkembang biak yang paling menonjol bagi bebek, angsa, dan unggas air lainnya, menyediakan banyak kesempatan bagi berbagai jenis flu burung untuk bercampur dan menciptakan jenis baru yang lebih kuat.

Periode migrasi pada Mei 2022, Oktober 2022, dan Oktober 2023 ditemukan bertepatan dengan munculnya genotipe baru dan puncak deteksi virus, memperkuat gagasan bahwa banyak jenis baru sebagian besar disebarkan oleh burung liar.

Itu tidak seperti versi flu burung sebelumnya, yang terutama beredar pada unggas domestik dan lebih jarang menyebar ke burung liar.

Pergeseran ke burung liar membuat penyakit ini lebih sulit dikendalikan karena migrasi. Selain itu, penelitian ini menemukan bukti penyebaran ke beberapa mamalia, yang kemudian menyebar kembali ke burung.

Dengan tingkat kematian yang tinggi pada unggas dan meningkatnya penyebaran ke hewan lain dan manusia, mitigasi flu burung harus tetap menjadi prioritas utama.

Penelitian lanjutan sangat penting untuk memahami evolusi virus agar dapat mencegah pandemi di masa mendatang dan menghindari upaya mitigasi yang dapat memicu perkembangan penyakit lebih lanjut, seperti membiarkan penyakit menyebar melalui populasi.

Pemahaman yang lebih baik juga dapat membantu menemukan strategi pengendalian penyakit dalam industri unggas dan pengelolaan satwa liar. (BS)