Berandasehat.id – Gaya berjalan yang aneh merupakan salah satu tanda spektrum autisme, kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi perkembangan dan fungsi otak seseorang, yang memengaruhi perilaku, komunikasi, dan sosialisasi.
Autisme juga dapat melibatkan perbedaan dalam cara bergerak dan berjalan. Memiliki gaya berjalan yang aneh kini tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental sebagai ciri diagnostik pendukung autisme.
Perbedaan gaya berjalan yang paling mencolok pada penyandang autis antara lain berjalan jinjit (berjalan dengan ujung kaki), berjalan dengan satu atau kedua kaki mengarah ke dalam, juga berjalan dengan satu atau kedua kaki mengarah ke luar.
Penelitian juga telah mengidentifikasi perbedaan yang lebih halus. Sebuah studi yang merangkum 30 tahun penelitian di kalangan penyandang autisme melaporkan bahwa gaya berjalan penyandang autis ditandai dengan berjalan lebih lambat, mengambil langkah lebih lebar, menghabiskan waktu lebih lama dalam fase ‘berdiri’ saat kaki meninggalkan tanah serta membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan setiap langkah.
Penyandang autisme menunjukkan lebih banyak variabilitas pribadi dalam panjang dan kecepatan langkah mereka, serta kecepatan berjalan.
Perbedaan gaya berjalan juga cenderung terjadi bersamaan dengan perbedaan motorik lainnya, seperti masalah keseimbangan, koordinasi, stabilitas postural, dan tulisan tangan. Penyandang autisme mungkin memerlukan dukungan untuk keterampilan motorik lainnya ini.

Apa penyebab perbedaan gaya berjalan penyandang autisme? Hal ini sebagian besar disebabkan oleh perbedaan perkembangan otak, khususnya di area yang dikenal sebagai ganglia basal dan otak kecil.
Ganglia basal secara luas bertanggung jawab untuk mengurutkan gerakan termasuk melalui perubahan postur. Ganglia basal memastikan gaya berjalan tampak mudah, mulus, dan otomatis. Otak kecil kemudian menggunakan informasi visual dan proprioseptif (untuk merasakan posisi dan gerakan tubuh) untuk menyesuaikan dan mengatur waktu gerakan guna menjaga stabilitas postural. Hal ini memastikan gerakan terkontrol dan terkoordinasi.
Perbedaan perkembangan di wilayah otak ini berkaitan dengan tampilan area tersebut (strukturnya), cara kerjanya (fungsi dan aktivasinya), dan cara area tersebut ‘berbicara’ dengan area otak lainnya (koneksinya).
Meskipun beberapa peneliti berpendapat bahwa gaya berjalan autis terjadi karena perkembangan yang tertunda, kini kita mengetahui bahwa perbedaan gaya berjalan tetap ada sepanjang rentang hidup. Beberapa perbedaan justru menjadi lebih jelas seiring bertambahnya usia.
Selain perbedaan berbasis otak, gaya berjalan autis juga terkait dengan faktor-faktor seperti kemampuan motorik, bahasa, dan kognitif seseorang yang lebih luas.
Orang dengan kebutuhan dukungan yang lebih kompleks mungkin memiliki perbedaan gaya berjalan atau motorik yang lebih jelas, bersama dengan kesulitan bahasa dan kognitif.
Disregulasi motorik dapat mengindikasikan kelebihan sensorik atau kognitif dan menjadi penanda yang berguna bahwa orang tersebut mungkin mendapat manfaat dari dukungan ekstra atau istirahat.
Bagaimana cara penanganannya?
Tidak semua perbedaan perlu ditangani. Sebaliknya, dokter mengambil pendekatan individual dan berbasis tujuan.
Beberapa penyandang autis mungkin memiliki perbedaan gaya berjalan yang halus yang dapat diamati selama pengujian. Namun, jika perbedaan ini tidak memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak memerlukan dukungan.
Orang autis kemungkinan akan mendapat manfaat dari dukungan untuk perbedaan gaya berjalan jika mereka memiliki dampak fungsional pada kehidupan sehari-hari mereka, termasuk di antaranya peningkatan risiko, atau seringnya, jatuh, kesulitan berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang mereka sukai, atau konsekuensi fisik seperti ketegangan otot Achilles dan betis, atau nyeri terkait di area lain, seperti kaki atau punggung.
Beberapa anak mungkin juga mendapat manfaat dari dukungan untuk pengembangan keterampilan motorik. Namun, hal ini tidak harus terjadi di klinik. Mengingat anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, program yang mengintegrasikan kesempatan untuk bergerak sepanjang hari sekolah memungkinkan anak-anak autis mengembangkan keterampilan motorik di luar klinik dan bersama teman sebaya, demikian laporan Science Alert. (BS)