Berandasehat.id – Obesitas menjadi masalah kesehatan global dan dituding sebagai akar berbagai penyakit tidak menular berbiaya tinggi. Untuk menurunkan berat badan banyak orang menerapkan diet, salah satunya diet tinggi protein.
Diet tinggi protein membantu penurunan berat badan jangka pendek dengan membuat perut kenyang lebih lama. Namun, menjalani diet tinggi protein dalam jangka panjang dapat memicu beberapa masalah kesehatan yang mungkin muncul.
Para peneliti masih mempelajari risiko jangka panjang dari diet tinggi protein yang membatasi karbohidrat.
Berikut sejumlah poin yang sejauh ini diketahui terkait diet protein dirangkum dari Mayoclinic.org:
* Beberapa diet tinggi protein, terutama versi yang sangat ketat seperti diet karnivora, membatasi karbohidrat sedemikian rupa sehingga pelaku diet mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi atau serat. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti bau mulut, sakit kepala, dan sembelit.
* Beberapa diet tinggi protein memperbolehkan daging merah, daging olahan, dan makanan lain yang tinggi lemak jenuh. Makanan-makanan ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Dan mereka dapat meningkatkan kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL) alias kolesterol jahat.
* Pola makan tinggi protein dapat memperburuk kinerja ginjal pada penderita penyakit ginjal. Hal ini dapat terjadi karena tubuh mungkin tidak dapat membuang semua produk limbah protein yang telah dipecah.
Bagi yang ingin mencoba pola makan tinggi protein, pilihlah protein dengan hati-hati. Hindari daging olahan. Pilihlah pilihan protein yang kaya nutrisi seperti protein kedelai, kacang-kacangan dan polong-polongan lainnya seperti lentil, kacang-kacangan dan biji-bijian., ikan, ayam tanpa lemak tanpa kulit, daging sapi tanpa lemak, produk susu rendah lemak, dan putih telur.
Berkonsultasilah dengan ahli nutrisi sebelum memulai diet penurunan berat badan. Hal ini penting dilakukan jika memiliki penyakit ginjal, diabetes, atau kondisi kesehatan jangka panjang lainnya. (BS)
berandasehat.id 