Berandasehat.id – Ada sejumlah orang yang mabuk perjalanan dan minum obat untuk mencegahnya. Terkait fenomena mabuk perjalanan, para ilmuwan terus mempelajari cara-cara untuk mengatasi situasi ini. Perkembangan terkini menemukan bahwa memainkan berbagai jenis musik dapat membantu orang yang mabuk perjalanan pulih lebih efektif.
Dengan menggunakan simulator mengemudi yang dikalibrasi khusus, mereka menginduksi mabuk perjalanan pada peserta dan kemudian memainkan berbagai jenis musik saat peserta mencoba pulih.
Musik yang lembut dan ceria menghasilkan efek pemulihan terbaik, sementara musik yang sedih kurang efektif dibandingkan tidak melakukan apa pun.
Mabuk perjalanan secara signifikan mengganggu pengalaman perjalanan bagi banyak orang, dan intervensi farmakologis yang ada seringkali menimbulkan efek samping seperti kantuk, menurut Dr. Qizong Yue dari Universitas Southwest, Tiongkok, penulis korespondensi artikel di Frontiers in Human Neuroscience.

Musik, sebutnya, merupakan strategi intervensi non-invasif, berbiaya rendah, dan personal.
Mengendalikan mabuk perjalanan
Karena musik dapat digunakan untuk meredakan ketegangan, Yue dan timnya bertanya-tanya apakah musik dapat membantu orang yang mabuk perjalanan.
Para peneliti memulai dengan mengembangkan model untuk menginduksi mabuk perjalanan. Mereka merekrut 40 peserta untuk menyaring rute pada simulator mengemudi dan memilih rute terbaik untuk membuat orang merasa mabuk perjalanan.
Selanjutnya, mereka menyaring sekelompok peserta untuk kerentanan mereka sebelumnya terhadap mabuk perjalanan dan memilih 30 orang yang melaporkan tingkat mabuk perjalanan sedang di masa lalu.
Peserta ini mengenakan topi elektroensefalogram (EEG), untuk mencoba mengidentifikasi sinyal mabuk perjalanan yang dapat diukur dalam aktivitas otak.
Peserta dibagi menjadi enam kelompok, empat yang menerima intervensi musik, satu yang tidak menerima musik, dan satu yang simulatornya dihentikan ketika mulai melaporkan bahwa mereka mungkin merasa sedikit mabuk perjalanan.
Kelompok terakhir bertindak sebagai sampel pembanding untuk data EEG. Mereka menerima rangsangan yang sama dengan 25 peserta lainnya, tetapi tidak dibiarkan menjadi mual, sehingga perbedaan antara aktivitas otak dan peserta lain akan membantu mengidentifikasi sinyal karakteristik mabuk perjalanan.
Pertama, para peserta duduk diam di simulator selama beberapa menit untuk menangkap sinyal EEG dasar dari otak mereka.
Kemudian mereka melakukan tugas mengemudi dan melaporkan tingkat mabuk perjalanan kepada para ilmuwan.
Setelah berhenti mengemudi, para peserta dalam kelompok musik diperdengarkan musik selama 60 detik, dan kemudian diminta untuk melaporkan seberapa sakit yang mereka rasakan.
Musik dengan nada gembira paling berpengaruh
Para ilmuwan menemukan bahwa musik yang gembira paling meringankan mabuk perjalanan, menguranginya hingga 57,3%, diikuti dengan sangat dekat oleh musik lembut, sebesar 56,7%.
Musik yang penuh semangat mengurangi mabuk perjalanan hingga 48,3%, sementara memutar musik sedih ternyata sedikit kurang efektif daripada tidak melakukan apa pun.
Kelompok kontrol melaporkan pengurangan gejala mabuk perjalanan hingga 43,3% setelah istirahat, sementara mereka yang mendengarkan musik sedih melaporkan pengurangan hanya 40%.
Sementara itu, data EEG menunjukkan bahwa aktivitas otak peserta di lobus oksipital berubah ketika mereka melaporkan mabuk perjalanan.
EEG mengukur aktivitas yang kurang kompleks di wilayah otak ini ketika peserta mengatakan mereka merasa cukup sakit.
Semakin baik kondisi peserta yang pulih, semakin aktivitas yang diukur oleh EEG kembali ke tingkat normal.
Sementara itu, musik lembut mungkin dapat membuat orang rileks, meredakan ketegangan yang memperparah mabuk perjalanan, sementara musik yang ceria dapat mengalihkan perhatian orang dengan mengaktifkan sistem penghargaan otak.
Musik sedih dapat memiliki efek sebaliknya, dengan memperkuat emosi negatif dan meningkatkan ketidaknyamanan secara keseluruhan.
Namun, para ilmuwan menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hasil ini.
Yue mengakui keterbatasan utama penelitian ini adalah ukuran sampelnya yang relatif kecil. Keterbatasan ini mengakibatkan daya statistik yang terbatas.
Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar diperlukan untuk memvalidasi pola EEG sebagai indikator kuantitatif mabuk perjalanan, dan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang dampak musik terhadap mabuk perjalanan.
Para peneliti juga menyerukan penelitian dalam kondisi kehidupan nyata, yang dapat memengaruhi otak secara berbeda dibandingkan dengan simulasi jalan.
Mereka berencana untuk menindaklanjuti eksperimen ini dengan investigasi berbagai bentuk mabuk perjalanan dan peran yang dimainkan oleh selera musik pribadi.
Studi menyimpulkan bahwa individu yang mengalami gejala mabuk perjalanan selama perjalanan dapat mendengarkan musik yang ceria atau lembut untuk mendapatkan kelegaan. (BS)