Berandasehat.id – Banyak orang tidak menyadari dirinya mengidap pradiabetes karena biasanya tidak menunjukkan tanda atau gejala apa pun.

Salah satu kemungkinan tanda pradiabetes adalah kulit yang menggelap di beberapa bagian tubuh. Area yang terdampak dapat meliputi leher, ketiak, dan selangkangan, menurut Mayo Clinic.

Tanda dan gejala klasik yang menunjukkan seseorang telah beralih dari pradiabetes ke diabetes tipe 2 mencakup rasa haus yang meningkat, sering buang air kecil, rasa lapar meningkat, kelelahan, penglihatan kabur, rasa kebas atau kesemutan di kaki atau tangan, kerap mengalami infeksi, luka lambat sembuh, hingga penurunan berat badan yang tidak disengaja.

Penyebab pasti pradiabetes tidak diketahui. Namun, riwayat keluarga dan genetika tampaknya memainkan peran penting.

Yang jelas, penderita pradiabetes tidak lagi memproses gula (glukosa) dengan baik.

Sebagian besar glukosa dalam tubuh berasal dari makanan yang kita makan. Saat makanan dicerna, gula memasuki aliran darah. Insulin memungkinkan gula memasuki sel-sel — dan menurunkan kadar gula dalam darah.

Insulin diproduksi oleh kelenjar yang terletak di belakang lambung yang disebut pankreas. Selanjutnya pankreas mengirimkan insulin ke darah saat kita makan. Ketika kadar gula darah mulai turun, pankreas memperlambat sekresi insulin ke dalam darah.

Pada penderita pradiabetes, proses ini tidak berjalan dengan baik. Akibatnya, alih-alih memberi bahan bakar pada sel-sel, gula justru menumpuk di aliran darah. Hal ini dapat terjadi karena: Pankreas mungkin tidak memproduksi cukup insulin, atau sel-sel menjadi resisten terhadap insulin dan tidak memungkinkan gula masuk dalam jumlah yang cukup.

Faktor risiko pradiabetes

Faktor-faktor yang sama yang meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 2 juga meningkatkan risiko pradiabetes.

Faktor-faktor ini meliputi:

* Berat badan

Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama pradiabetes. Semakin banyak jaringan lemak terutama di dalam dan di antara otot dan kulit di sekitar perut, semakin resisten sel-sel  terhadap insulin.

* Ukuran pinggang

Ukuran pinggang yang besar dapat mengindikasikan resistensi insulin. Risiko resistensi insulin meningkat pada pria dengan lingkar pinggang lebih dari 40 inci dan pada wanita dengan lingkar pinggang lebih dari 35 inci.

* Pola makan

Mengonsumsi daging merah dan daging olahan, serta minum minuman manis, dikaitkan dengan risiko pradiabetes yang lebih tinggi.

* Kurang aktivitas

Semakin kurang aktif, makin besar juga risiko pradiabetes.

* Usia

Meskipun diabetes dapat berkembang pada usia berapa pun, risiko pradiabetes meningkat setelah usia 35 tahun.

* Riwayat keluarga

Risiko pradiabetes meningkat bagi yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 2.

* Ras atau etnis

Meskipun tidak jelas alasannya, orang-orang tertentu, termasuk orang kulit hitam, Hispanik, Indian Amerika, dan Asia-Amerika, lebih mungkin mengembangkan pradiabetes.

* Diabetes gestasional

Bagi wanita yang menderita diabetes saat hamil (diabetes gestasional), maka dia dan anak yang dikandungnya berisiko lebih tinggi mengembangkan pradiabetes.

* Sindrom ovarium polikistik

Wanita dengan kondisi PCOS, ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas — memiliki risiko pradiabetes yang lebih tinggi.

* Sleep apnea

Orang dengan sleep apnea obstruktif, suatu kondisi yang mengganggu tidur berulang kali, memiliki risiko resistensi insulin yang lebih tinggi. Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena apnea tidur obstruktif.

* Asap tembakau

Merokok dapat meningkatkan resistensi insulin dan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada orang dengan pradiabetes. Merokok juga meningkatkan risiko komplikasi akibat diabetes.

Kondisi lain yang terkait dengan peningkatan risiko pradiabetes meliputi tekanan darah tinggi, kadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL) yang rendah, kadar trigliserida tinggi, serta sindrom metabolik.

Kombinasi tiga atau lebih kondisi berikut sering disebut sindrom metabolik, yakni hipertensi, kadar HDL rendah, trigliserida tinggi, kadar gula darah tinggi dan ukuran pinggang besar.

Pradiabetes telah dikaitkan dengan kerusakan jangka panjang, termasuk pada jantung, pembuluh darah, dan ginjal – bahkan meskipun belum berkembang menjadi diabetes tipe 2. radiabetes juga dikaitkan dengan serangan jantung yang tidak dikenali (diam-diam).

Pencegahan pradiabetes

Pilihan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah pradiabetes dan perkembangannya menjadi diabetes tipe 2 — bahkan jika diabetes ada dalam keluarga.

Langkah yang perlu dilakukan di antaranya mengonsumsi makanan sehat, menerapkan gaya hidup aktif, menurunkan berat badan berlebih, mengontrol tekanan darah dan kolesterol dan tidak merokok. (BS)