Berandasehat.id – Pengaruh jantung dan sistem peredaran darah terjadi dalam hitungan milidetik, dan setiap detak jantung berperan. Peran jantung dalam jiwa dan kognisi terbukti dari tingginya angka penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi dan serangan jantung, serta penyakit mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Ada sejumlah penjelasan untuk angka yang tinggi ini, tetapi belum ada yang terbukti secara pasti. Misalnya, reaksi psikologis negatif terhadap diagnosis penyakit kardiovaskular disebut sebagai alasan perkembangan penyakit mental.
Di sisi lain, gaya hidup tidak sehat saat terdapat penyakit mental dianggap sebagai faktor risiko perkembangan penyakit kardiovaskular.
Konsep ini didasarkan pada keadaan otak-tubuh yang terintegrasi. Setiap proses fisik, seperti detak jantung atau perubahan tekanan darah atau metabolisme, secara otomatis disertai dengan proses mental atau psikologis. Ini berarti bahwa keduanya saling terkait erat.
Keadaan otak-tubuh terjadi pada skala waktu yang berbeda, yang digambarkan sebagai sistem dinamis: keadaan otak-tubuh yang berumur pendek (dikenal sebagai keadaan mikro) bersesuaian, misalnya, dengan emosi seperti marah atau gembira. Contoh keadaan otak-tubuh yang lebih lama (dikenal sebagai mesostat) adalah stres akut atau kronis.

Penyakit mental dan kardiovaskular tercermin dalam keadaan makro otak-tubuh jangka panjang.
“Penyakit mental selalu memiliki komponen kardiovaskular, yang mungkin belum menunjukkan gejala klinis, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tingginya angka antara penyakit mental dan kardiovaskular dapat dibandingkan dengan puncak gunung es,” kata Arno Villringer, Direktur Departemen Neurologi di Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain Sciences dan penulis makalah yang diterbitkan dalam Trends in Neurosciences.
Menurut para peneliti, pertimbangan ini berarti bahwa kedua aspek tersebut harus selalu diperhitungkan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskular dan mental, meskipun hanya satu aspek yang awalnya diutamakan.
Perlu ditegaskan bahwa, selain jantung dan sistem kardiovaskular, organ dan sistem lain, khususnya sistem imun, juga berinteraksi secara terus-menerus dengan otak dan jiwa dan oleh karena itu harus diintegrasikan ke dalam konsep otak-tubuh-keadaan yang diperluas dengan cara yang serupa, demikian laporan MedicalXpress. (BS)