Berandasehat.id – Panggul memiliki fungsi penting, yakni menjadi penopang utama saat berdiri, berjalan, duduk, dan menghubungkan tubuh bagian atas dan bawah supaya bisa bergerak dengan seimbang. Panggul yang bermasalah bisa mengganggu produktivitas, kemandirian dan kualitas hidup.

Menurut dokter spesialis ortopedi RS Pondok Indah – Puri Indah, dr. William Chandra, osteoartritis menjadi faktor yang dominan dari nyeri panggul. “Osteoartritis/pengapuran adalah penyebab paling sering nyeri panggul, kejadiannya sekitar 15 persen. Gejalanya mulai dari bengkak pada sendi di depan selangkangan atau lipatan paha, nyeri sendi dan kekakuan, gerakan tertentu seperti duduk bersila dan jongkok menjadi terbatas, hingga kesulitan saat berjalan,” ujarnya dalam temu media di Jakarta, baru-baru ini.

Untuk diketahui, osteoartritis merupakan kondisi degeneratif yang terjadi akibat kerusakan kartilago dan penipisan tulang rawan, yang berfungsi sebagai bantalan dan mengurangi gesekan saat bergerak. Seiring berjalannya waktu, tulang rawan dapat menipis dan kehilangan elastisitasnya sehingga terjadi pengapuran dan menyebabkan nyeri saat beraktivitas.

Lebih lanjut dr. William menyampaikan, ada sejumlah kondisi yang memicu pengapuran sendi, antara lain obesitas, usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga dengan kondisi serupa hingga cedera pada sendi.

Pengapuran sendi dapat ditangani dengan perawatan konvensional, misalnya mengurangi berat badan bagi yang obesitas, fisioterapi, injeksi pelumas dan anti-radang, serta obat-obatan. “Jika terapi konvensional itu tidak mempan, solusinya dengan tindakan total hip replacement, mengganti dan membentuk sendi panggul yang sudah rusak dengan yang baru,” terangnya.

Dia menyebut, prosedur itu melibatkan penggantian bonggol atau bola dan mangkok terbuat dari logam atau keramik di area panggul. Prosedur tindakan tersebut memakan waktu di ruang operasi sekitar 1,5 jam. Dengan angka keberhasilan tinggi, mencapai di atas 95 persen, prosedur ini memungkinkan penderita kembali bergerak lebih bebas tanpa rasa sakit. “Pasien dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman,” tutur dr. William.

Dokter spesialis ortopedi RS Pondok Indah – Puri Indah, dr. William Chandra (dok. Berandasehat.id)

Meskipun termasuk ‘operasi besar’ namun sehari usai tindakan pasien justru dianjurkan aktif bergerak dengan alat bantu. “Tidak disarankan bedrest, sebisa mungkin aktif bergerak secara bertahap pasca-operasi,” lanjutnya.

Lebih lanjut dr. William menyampaikan, usai operasi ganti panggul, kondisi pasien akan dipantau sembari melakukan fisioterapi agar panggul baru itu leluasa bergerak. Namun ada sejumlah posisi yang dilarang usai operasi penggantian panggul, antara lain duduk bersila, jongkok, atau tidur dengan sisi bawah pada bagian yang dioperasi.

Mengingat panggul baru itu merupakan ‘benda asing’ dr. William menyarankan agar pasien menginformasikan hal itu kepada petugas kesehatan setiap hendak melakukan tindakan medis, misalnya terapi gigi, endoskopi atau penanganan terkait urologi. “Tujuannya agar dokter yang akan melakukan tindakan lebih aware, misalnya dengan memberikan antibiotik untuk meminimalkan infeksi,” pungkasnya. (BS)