Berandasehat.id – Gula ternyata tak semanis rasanya terkait dampaknya pada tubuh. Bahan pangan dengan rasa manis ini dapat mempercepat penuaan dengan merusak kolagen, protein yang bertanggung jawab atas struktur, kekencangan, dan kilau alami kulit.

Bayangkan kolagen seperti bank. Kita ingin bank itu berlimpah kolagen, jadi tujuannya adalah membangun simpanan dan mengurangi penarikan. Saat mengonsumsi gula, gula bertindak seperti penarikan, menguras cadangan kolagen.

Untuk menjaga keseimbangan, penting untuk mengambil langkah proaktif guna mengimbangi efek ini. Tanpa penyesuaian ini, bank kolagen makin menipis, yang menyebabkan tanda-tanda penuaan yang lebih terlihat.

Dengan memahami bagaimana gula memengaruhi kulit dan mengambil langkah-langkah kecil dan strategis untuk melindungi dan mengisi kembali kolagen, kita dapat menjaga kulit tetap kenyal, kencang, dan bercahaya, tanpa mengabaikan makanan manis sesekali.

Amir Karam, ahli bedah plastik bersertifikat, sekaligus pendiri KaramMD Skin mengatakan penuaan adalah proses alami, tetapi gula yang berlebihan mempercepatnya dengan berbagai cara.

Ketika gula memasuki aliran darah, ia mengikat protein seperti kolagen dan elastin melalui proses yang disebut glikasi, membentuk molekul berbahaya yang dikenal sebagai produk akhir glikasi lanjutan (AGE). “AGE ini merusak kolagen dan mengurangi elastisitas kulit, sehingga meningkatkan tanda-tanda penuaan yang terlihat,” ujarnya.

Selain itu, AGE meningkatkan stres oksidatif dan peradangan, yang selanjutnya melemahkan integritas dan ketahanan struktural kulit.

Selain glikasi, gula tinggi mempercepat penuaan dengan merusak lapisan pelindung pada DNA yang disebut telomer, yang memendek saat sel membelah. Proses pemendekan ini merupakan bagian alami dari penuaan, tetapi asupan gula yang berlebihan mempercepat pemendekan telomer, yang selanjutnya berkontribusi pada penuaan dini.

Karam menyebut ada sejumlah efek utama gula pada kulit meliputi:

* Hilangnya kekencangan

Glikasi memecah kolagen dan elastin, menyebabkan kulit kendur, terutama di sekitar dagu dan leher.

* Garis halus dan kerutan

AGE membuat kolagen menjadi kaku, membuat kulit kurang fleksibel dan karenanya lebih rentan terhadap garis halus dan kerutan.

* Peradangan

Glikasi yang berkaitan dengan gula dapat memperburuk jerawat dan kemerahan dengan meningkatkan peradangan. Hal ini dapat menyebabkan pori-pori tersumbat dan meningkatkan risiko timbulnya jerawat.

* Stres oksidatif

Asupan gula yang tinggi meningkatkan stres oksidatif, mempercepat kerusakan sel kulit secara keseluruhan.

* Dehidrasi

Gula yang berlebihan dapat mendehidrasi kulit dengan menarik air keluar dari sel, yang menyebabkan kekeringan, kusam, dan peningkatan garis-garis halus yang terlihat.

Penting untuk diingat bahwa keseimbangan adalah kuncinya. Gula tidak harus sepenuhnya dihindari, tetapi moderasi dan perhatian sangat penting. Penyesuaian kecil dapat membuat perbedaan besar dalam melindungi kulit dari efeknya.

Berikut beberapa kiat praktis yang dapat digunakan untuk meminimalkan dampak gula pada kulit, di antaranya:

Waspadai gula tersembunyi

Makanan olahan dan karbohidrat olahan cepat terurai menjadi gula dalam aliran darah, yang memicu glikasi dan mempercepat penuaan kulit. Makanan dengan gula tersembunyi, seperti roti putih, yogurt rasa, saus, jus buah, protein bar, dan banyak makanan beku, dapat mengandung lebih banyak gula daripada yang kita kira, yang dapat meningkatkan gula darah dan memicu glikasi.

Gantilah makanan ini dengan pilihan rendah gula seperti roti gandum atau roti sourdough, yogurt tawar dengan buah beri segar, air soda dengan lemon segar, dan kacang-kacangan untuk protein. Cobalah membuat saus dan menyiapkan makanan sendiri agar tahu persis apa yang kita makan dan dapat menghindari zat aditif yang tidak perlu.

“Perubahan kecil seperti ini dapat membantu menstabilkan gula darah dan mengurangi dampak glikasi,” kata Karam.

Gunakan perawatan kulit peningkat kolagen

Rutinitas perawatan kulit yang tepat dapat secara aktif melindungi dan memperkuat kulit dengan mendukung produksi kolagen alami pada tingkat sel. Bahan-bahan seperti vitamin C, retinol, niacinamide, peptida, dan ekstrak teh hijau bekerja pada tingkat sel untuk membangun kembali dan menjaga struktur kulit, menangkal kerusakan yang dapat disebabkan oleh gula.

Bahan-bahan ini membantu meningkatkan sintesis kolagen, mengurangi stres oksidatif, dan melindungi dari glikasi, menjaga kulit tetap kencang, halus, dan kenyal seiring waktu.

Pilih makanan kaya antioksidan

Antioksidan merupakan pelindung ampuh melawan glikasi dan stres oksidatif, yang keduanya mempercepat kerusakan kolagen. Makanan seperti jeruk, beri, teh hijau, dan sayuran berdaun hijau kaya akan antioksidan yang menetralkan radikal bebas yang dihasilkan oleh gula dan stresor lingkungan. Makanan ini menyediakan nutrisi penting yang secara langsung mendukung sintesis kolagen, menjaga kulit tetap kencang dan kenyal.

Memasukkan makanan kaya antioksidan secara teratur ke dalam pola makan dapat membantu menjaga integritas kolagen, melindungi dari penuaan dini, dan menjaga kulit tampak segar bercahaya.

Camilan ramah kulit

Cokelat hitam adalah pilihan yang tepat, karena lebih rendah gula daripada kebanyakan makanan penutup, dan kaya antioksidan yang membantu melawan efek glikasi, sehingga mendukung kesehatan kulit.

Pilihan lain yang memuaskan adalah selai kacang, yang secara alami rendah gula, tinggi lemak sehat, dan mengandung antioksidan pelindung kulit seperti vitamin E. Sesendok selai kacang almond atau kenari dapat mengekang keinginan makan sekaligus memberikan manfaat bagi elastisitas dan hidrasi kulit.

Terapkan kebiasaan sehat untuk mendukung kolagen

Aktivitas fisik yang teratur meningkatkan sirkulasi, mengirimkan oksigen dan nutrisi ke sel-sel kulit untuk meningkatkan sintesis kolagen sekaligus mengurangi kadar gula darah, yang membantu membatasi glikasi.

Hidrasi yang tepat sangat penting untuk menjaga elastisitas kulit dan membantu pergantian sel, yang keduanya mendukung struktur dan fungsi kolagen.

Tidur yang berkualitas memberi kulit waktu untuk memperbaiki diri, mendukung produksi kolagen alami, dan menjaga lapisan kulit yang kuat. Selama tidur nyenyak, tubuh membuang racun, termasuk gula yang berkontribusi pada glikasi. Beristirahat selama 7–8 jam setiap malam memungkinkan regenerasi kolagen yang optimal, menjadikan kulit lebih kencang dan lebih tangguh seiring waktu.

Gunakan takir surya

Menggunakan perlindungan matahari setiap hari sangat penting untuk melindungi kolagen dan elastin dari sinar UV yang berbahaya.

Paparan UV merupakan salah satu penyebab utama degradasi kolagen, yang menyebabkan penuaan dini, kerutan, dan melemahnya lapisan kulit.

Tabir surya tidak hanya menghalangi sinar ini tetapi juga mengurangi stres oksidatif, yang memperburuk glikasi dan kerusakan kolagen. Dengan menggunakan tabir surya setiap hari, kita menjaga kolagen kulit, membantu menjaga kekencangannya, mencegah garis-garis halus, dan mendukung kulit yang muda dan sehat seiring waktu.

Konsumsi makanan fermentasi

Dengan meningkatkan mikrobioma yang lebih sehat, makanan fermentasi secara tidak langsung mendukung ketahanan alami kulit dan membantu melawan beberapa efek peradangan yang dapat ditimbulkan gula pada kulit.

Makanan fermentasi seperti yogurt, kimchi, dan asinan kubis mendukung kesehatan usus, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesehatan kulit. Probiotik dalam makanan ini membantu menjaga keseimbangan mikrobioma usus, yang berperan penting dalam mengurangi peradangan sistemik.

Tingkat peradangan yang lebih rendah berarti lebih sedikit stres pada kulit, yang berpotensi mengurangi masalah seperti kemerahan, jerawat, dan penuaan dini yang sering dipicu atau diperburuk oleh asupan gula yang tinggi. (BS)