Berandasehat.id – Banyak orang keliru mengira sindrom patah hati dengan serangan jantung karena gejalanya mirip. Sindrom patah hati adalah suatu kondisi dengan gejala yang mungkin terasa seperti serangan jantung, seperti nyeri dada dan sesak napas.
Hal ini dapat terjadi setelah yang bersangkutan mengalami peristiwa fisik atau emosional yang sangat menegangkan, seperti stroke atau kematian orang dekat. Dokter menyebut ini sebagai kardiomiopati yang diinduksi stres.
Sebagian besar penelitian awal tentang kondisi ini berasal dari Jepang, yang disebut kardiomiopati takotsubo atau sindrom takotsubo. Dalam sindrom patah hati, kejadian itu menyebabkan salah satu ruang jantung mengambil bentuk yang tidak biasa yang menyerupai panci tradisional yang digunakan di Jepang untuk menangkap gurita, yang disebut takotsubo. Para peneliti juga menyebutnya balon apikal ventrikel kiri sementara.
Tes pencitraan sering kali menunjukkan bentuk ventrikel kiri yang khas — ruang pompa utama jantung. Kemampuan memompanya melemah, menyebabkannya menggembung. Bentuknya mirip stoples dengan dasar yang lebih lebar dan leher yang lebih sempit.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine pada 2005 mencatat bahwa banyak orang yang dirawat karena kondisi tersebut baru saja mengalami kematian orang yang dicintai. Nama sindrom patah hati mulai populer dewasa ini.
Penyebab sindrom patah hati
Selama peristiwa yang menegangkan, tubuh kita melepaskan hormon stres seperti adrenalin. Kadar adrenalin yang tinggi dapat menyebabkan arteri yang mengalirkan darah ke jantung menyempit. Hal ini menurunkan aliran darah ke jantung.
Adrenalin juga dapat mengikat sel-sel jantung, menyebabkan kalsium berlebih masuk, yang membuat jantung lebih sulit berdetak normal.
Tanda dan gejala sindrom patah hati
Tanda-tanda yang paling umum adalah nyeri dada dan sesak napas, seperti mengalami serangan jantung. Sebagian orang juga mengalami pusing, berkeringat, pingsan, irama jantung tidak teratur, dan tekanan darah rendah.
Biasanya, gejala mulai muncul hingga beberapa jam setelah mengalami stres atau syok.
Pemicu sindrom patah hati
Sindrom patah hati dapat dipicu oleh peristiwa emosional yang menegangkan, baik atau buruk, seperti:
* Duka atas kematian orang yang dicintai atau hewan peliharaan.
* Kehilangan hubungan, pekerjaan, atau uang.
* Ketakutan intens atau kemarahan ekstrem.
* Kejutan, seperti pesta kejutan atau memenangkan lotre/undian.
Sindrom ini juga dapat dipicu oleh stres fisik, seperti kecelakaan mobil, operasi besar, penyakit serius, serta masalah kesehatan seperti asma, kejang, stroke, demam tinggi, gula darah rendah, atau kehilangan darah dalam jumlah banyak.
Beberapa obat juga dapat menyebabkan sindrom patah hati, seperti:
* Obat-obatan darurat untuk mengobati serangan asma yang parah atau reaksi alergi.
* Beberapa obat kecemasan dan dekongestan (digunakan untuk mengobati hidung tersumbat).
* Obat stimulan ilegal seperti kokain dan metamfetamin.
Rasa mungkin sama, tetapi berbeda
Mirip dengan serangan jantung, tapi sindrom patah hati tidaklah sama. Serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan penumpukan lilin di dalam arteri yang menuju ke jantung. Sedangkan sindrom patah hati tidak memiliki penyumbatan; jantung hanya tidak memompa darah sebaik yang seharusnya, yang menyebabkan gejala seperti serangan jantung.
Pada kasus yang jarang terjadi, orang meninggal karena sindrom patah hati, tetapi kebanyakan orang pulih sepenuhnya tanpa efek jangka panjang.
Namun, komplikasi sindrom patah hati mungkin terjadi, seperti gumpalan darah di jantung, gagal jantung, tekanan darah rendah, cairan menumpuk di paru (edema paru), detak jantung tidak teratur atau terganggu.
Pencegahan sindrom patah hati
Tidak ada cara untuk mencegah sindrom patah hati. Namun, mengurangi tingkat stres dan mempelajari cara mengatasi masalah dapat mengurangi risiko.
Teknik relaksasi diyakini dapat membantu, antara lain yoga, meditasi, latihan pernapasan, mandi air hangat dan menulis jurnal.
Mendapatkan terapi dan bergabung dengan kelompok pendukung juga dapat membantu dalam mengatasi emosi. Menjaga kesehatan secara keseluruhan merupakan cara lain untuk membantu Anda mengelola stres fisik dan emosional.
Bisakah sindrom patah hati disembuhkan?
Ya. Penderita mungkin mendapatkan obat untuk mengurangi tekanan pada jantung dengan menurunkan tekanan darah. Dokter mungkin meresepkan obat untuk menurunkan risiko terjadinya pembekuan darah.
Berapa lama sindrom patah hati berlangsung?
Kebanyakan orang pulih dengan cepat dari sindrom patah hati. Penderita mungkin mulai merasa lebih baik dalam beberapa jam setelah memulai pengobatan. Biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen, dan kemungkinan akan kembali normal dalam waktu satu bulan. Namun, beberapa orang terus merasa lemah dan lelah selama beberapa bulan. (BS/berbagai sumber)