Berandasehat.id – Hati memiliki tugas berat. Organ penting ini harus berhadapan dengan alkohol, obat-obatan, bahkan makanan cepat saji. Semua bahan itu menjadi tantangan bagi hati dalam menjalankan fungsinya. Kabar baiknya adalah: biasanya hati pulih berkat kemampuannya yang luar biasa untuk memperbaiki dirinya sendiri.

Masalahnya, kebiasaan minum alkohol terlalu banyak dalam durasi lama dapat menghilangkan kekuatan regeneratif itu.

“Suatu hari, hati berkata, ‘Saya sudah selesai. Saya tidak ingin melakukan ini lagi.’ Dan ia menyerah dan masuk ke dalam apa yang kita sebut ‘keadaan dekompensasi,’ yang berarti hati tidak lagi beregenerasi,” kata Auinash Kalsotra, PhD, profesor di University of Illinois dan pakar biokimia hati dikutip WebMD.

Para ilmuwan telah lama mengetahui titik kritis ini ada – tetapi tidak tahu mengapa. Sekarang sekelompok ilmuwan, yang dipimpin oleh Kalsotra, telah menemukan apa yang salah di dalam sel-sel hati ketika kerusakan terkait alkohol tidak dapat dibalikkan.

Temuan ini menawarkan petunjuk baru untuk mengelola kesehatan hati bagi peminum alkohol, dan membawa kita selangkah lebih dekat ke perawatan baru untuk orang-orang dengan penyakit hati yang mengancam jiwa, bahkan mereka yang tidak memenuhi syarat untuk transplantasi.

Sel-sel hati yang sehat dapat beralih di antara dua kondisi operasi: mode dewasa dan mode janin. Dalam mode dewasa, sel-sel melakukan pekerjaan sehari-hari seperti memproses nutrisi dan membersihkan racun. Dan mode janin adalah ketika hati membuat sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel yang rusak.

Setelah membandingkan hati yang sehat dengan sampel yang sakit, para peneliti menemukan bahwa dalam kasus hepatitis terkait alkohol (kambuhnya peradangan yang berbahaya) dan sirosis (jaringan parut akibat konsumsi alkohol berat selama bertahun-tahun), instruksi genetik yang memungkinkan sel untuk beralih kondisi – sebuah proses yang disebut penyambungan RNA – menjadi kacau. Alih-alih berpindah dengan lancar dari mode dewasa ke mode janin, sel-sel tersebut terjebak dalam kondisi peralihan, tidak dapat sepenuhnya beregenerasi atau menjalankan fungsi rutinnya.

Kabar baiknya adalah bahwa jenis terapi yang memulihkan fungsi RNA normal sudah ada. Terapi ini mengobati atrofi otot tulang belakang, suatu kondisi langka yang melemahkan otot-otot yang dikendalikan secara sadar oleh otak.

Tim Kalsotra sekarang sedang menjajaki apakah pendekatan serupa dapat memulai kembali proses perbaikan pada hati yang rusak.

Cara memantau kesehatan hati

Sebagian besar saran kesehatan hati bermuara pada strategi yang tidak jelas seperti minum dalam seperlunya, konsumsi makanan sehat, berolahraga, dan menjaga berat badan, tekanan darah, kolesterol, dan gula darah yang sehat.

Semua itu benar, tetapi kita juga dapat mengambil langkah konkret untuk memahami risiko pribadi.

“Hati memiliki ratusan fungsi dalam tubuh dan peran kunci dalam segala hal mulai dari pencernaan hingga sistem kekebalan tubuh, pengelolaan limbah, dan pembekuan darah,” kata Hannes Hagström, MD, PhD, seorang profesor di Karolinska Institute di Stockholm, Swedia, yang baru-baru ini mengembangkan cara bagi dokter untuk memperkirakan risiko 10 tahun seseorang terkena penyakit hati.

Tips standar sering kali tampak tidak jelas karena banyak faktor pribadi yang bergabung seiring waktu untuk memengaruhi kesehatan hati. Cara terbaik untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang terjadi di dalam hati adalah dengan menjadwalkan tes darah rutin – khususnya, panel fungsi hati, yang dapat dilakukan selama pemeriksaan fisik tahunan.

Model risiko 10 tahun Hagström menggunakan tiga penanda umum dalam panel tersebut – GGT (gamma-glutamiltransferase), AST (aspartat aminotransferase), dan ALT (alanin aminotransferase).

Di masa depan, temuan Kalsotra suatu hari nanti dapat mengarah pada tes darah yang menunjukkan kapan hati mendekati tahap ‘regenerasi limbo’ yang menawarkan kesempatan untuk melakukan intervensi lebih awal.

Riwayat pribadi Anda juga penting untuk memperkirakan masalah pada hati, misalnya tentang seberapa banyak kebiasaan menenggak alkohol, seberapa sering, dan bahkan periode minum berat di masa lalu. Kuesioner daring, yang sering digunakan di klinik, dapat membantu mengidentifikasi apakah kebiasaan di masa lalu atau saat ini membuat seorang individu berisiko lebih tinggi.

“Kebanyakan pasien yang kami tangani dengan penyakit hati stadium akhir terlambat mengetahui bahwa mereka memiliki penyakit hati,” kata Hagström.

Bagi yang mencemaskan potensi penyakit hati, Hagström menyarankan untuk melakukan tes rutin dan berulang sehingga dapat mendeteksi potensi tanda bahaya sejak dini.

Pedoman nasional untuk konsumsi alkohol moderat merekomendasikan batas satu gelas sehari untuk wanita dan dua gelas untuk pria. Namun, semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedang pun meningkatkan risiko kesehatan, termasuk risiko kematian dini dan kanker.

Apakah berhenti minum alkohol satu-satunya pilihan untuk mengurangi risiko? “Hal itu jelas membantu,” kata Kalsotra, “bahkan jika Anda tidak minum alkohol selama berhari-hari atau berbulan-bulan.”

Cara lain untuk membantu hati adalah dengan berfokus pada pengurangan peradangan, kata Kalsotra. Dalam percobaan laboratorium, ketika tim memblokir peradangan pada sel-sel hati yang tertahan, sel-sel tersebut mulai berfungsi kembali dengan baik.

Kalsotra mengatakan tim peneliti sangat antusias dengan hal itu, seraya menambahkan bahwa diet adalah cara ampuh untuk mengurangi peradangan hati. (BS)