Berandasehat.id – Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Influenza. Virus ini menyerang sistem pernapasan dan menimbulkan gejala yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Terdapat tiga tipe utama virus influenza yang dapat menyerang manusia, yaitu A, B, dan C.

“Dari ketiga tipe tersebut, virus influenza A cenderung menyebabkan penyakit flu yang gejalanya lebih berat dan kerap menjadi penyebab wabah flu musiman, bahkan pandemi global,” terang dr. Hastomo Prabowo, MARS yang berpraktik di RS Pondok Indah.

Perubahan cuaca yang tidak menentu seperti saat ini kerap meningkatkan peluang penyebaran penyakit, terlebih ketika daya tahan tubuh sedang tidak cukup baik.

“Meskipun terlihat seperti batuk pilek biasa, flu atau influenza sebenarnya merupakan penyakit pernapasan yang lebih serius, bahkan influenza A memiliki risiko komplikasi yang cukup berat,” tutur dr. Hostomo.

Berbeda dengan virus influenza B yang potensi penularannya dari manusia saja, virus influenza A dapat ditularkan oleh hewan ke manusia. “Selain itu, virus ini dianggap paling berbahaya karena kemampuannya untuk bermutasi dengan cepat sehingga mudah menular dan dapat kebal terhadap sistem imun tubuh,” jelasnya.

Kedua hal ini menjadi alasan penyebaran virus ini mudah meluas dan menyebabkan pandemi.

Penularan influenza A dapat terjadi melalui percikan droplet ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara dan secara tidak sengaja terhirup oleh orang yang sehat.

Selain itu, penularan juga dapat terjadi ketika seseorang menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi virus influenza A, kemudian ia menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Mewaspadai gejala

Mengingat cara penularannya yang mudah, sebut dr. Hastomo, tak jarang seseorang bahkan tidak sadar hingga akhirnya gejala muncul mendadak pada 1-4 hari setelah terpapar virus.

Gejala influenza A umumnya lebih berat dibandingkan dengan flu biasa (common cold), seperti batuk kering atau berdahak, yang disertai dengan sakit tenggorokan, pilek, atau hidung tersumbat. Penderita kemungkinan mengalami demam tinggi (dapat mencapai 39 hingga 40 derajat Celsius), menggigil atau meriang, sakit kepala, nyeri otot dan sendi (pegal-pegal), jelelahan dan lemas, bahkan mual muntah dengan atau tanpa disertai diare.

Influenza A maupun B menunjukkan gejala klasik flu yang sama, sehingga terkadang sulit bagi dokter untuk membedakannya tanpa melakukan pemeriksaan khusus.

Lebih lanjut dr. Hastomo menyoroti  anggapan influenza dapat cepat sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus, sehingga pasien enggan untuk memeriksakan diri ke dokter. “Padahal jika diabaikan, influenza A dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, atau bahkan menyebabkan komplikasi serius berupa pneumonia,” ujarnya.

Oleh karenanya, pemeriksaan jenis influenza merupakan hal yang penting. Selain untuk segera mendapatkan penanganan yang efektif, deteksi ini juga dapat memastikan diagnosis yang akurat, membedakan flu dengan penyakit pernapasan lain, memastikan terapi pengobatan yang tepat sasaran, dan meminimalisir risiko komplikasi.

Setelah mendapatkan diagnosis akurat, dokter akan memberikan terapi pengobatan yang sesuai, seperti pereda demam dan nyeri serta obat antivirus untuk mencegah komplikasi.

Dr. Hastomo mengatakan, kasus influenza A yang masih tergolong ringan biasanya dapat sembuh dalam 5-7 hari.

Dokter juga akan menyarankan beberapa hal untuk meredakan gejala dan mempercepat pemulihan, seperti istirahat yang cukup dan makan tinggi kalori tinggi protein agar tubuh dapat melawan infeksi secara optimal dan mencukupi asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.

Vaksinasi pencegahan influenza

Dia menambahkan, melihat tingginya kasus penularan influenza dan perubahan cuaca yang tidak dapat dihindari, pencegahan paling optimal adalah dengan melakukan vaksinasi influenza tahunan.

dr. Hastomo Prabowo, MARS

“Vaksinasi menjadi cara yang optimal, mengingat virus influenza terus bermutasi. Selain itu, jagalah kebersihan diri dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, hindari menyentuh wajah (mata, hidung, dan mulut), dan menutup mulut/hidung saat batuk atau bersin menggunakan tisu atau siku bagian dalam,” bebernya.

Di samping itu, terapkan gaya hidup sehat dengan melakukan olahraga rutin, melengkapi suplementasi dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang (karbohidrat, protein, dan lemak) untuk menjaga daya tahan tubuh.

Sertakan asupan makanan dan minuman yang kaya akan vitamin dan mineral seperti sayur dan buah, juga tidur yang cukup agar dapat menunjang imunitas tubuh. (BS)