Berandasehat.id – Perawatan luka masih kurang mendapat perhatian di kalangan masyarakat Indonesia. Berbagai studi menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perawatan luka masih tergolong sedang hingga rendah. Padahal pengetahuan dasar terkait luka dan perawatannya dapat mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa perawatan luka merupakan isu kesehatan masyarakat global, dan menekankan pentingnya pendekatan inter-profesional yang berpusat pada pasien.
Untuk itu, edukasi publik tentang perawatan luka merupakan hal yang sangat penting karena masih banyak kesalahpahaman di masyarakat.
Menurut dr. Heri Setyanto, Sp.B., FINACS, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), banyak orang masih menggunakan plester yang tidak sesuai dengan jenis luka, sehingga proses penyembuhan menjadi lebih lama dan risiko infeksi meningkat.

“Masih ada anggapan bahwa luka sebaiknya dibiarkan terbuka agar cepat kering. Padahal, secara medis, luka yang ditutup dengan plester yang tepat justru sembuh lebih cepat dan lebih bersih,” jelas dr. Heri di acara edukasi media ‘Beda Luka, Beda Plester’ yang dihelat Essity Indonesia di Jakarta, Rabu (5/11).
Arendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang perawatan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tingkat pendidikan, keterbatasan akses terhadap informasi kesehatan yang terpercaya, serta minimnya kampanye publik mengenai cara perawatan luka yang benar.
Lebih lanjut dr. Heri mengungkap, luka dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya kerusakan atau tidaknya permukaan kulit (terbuka vs. tertutup), lamanya penyembuhan (akut vs. kronis), penyebabnya (seperti trauma, pembedahan, atau luka bakar), tingkat kontaminasi, serta kedalaman cedera. “Setiap jenis luka ini memerlukan perawatan yang berbeda,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan guna mencegah infeksi luka. Untuk mencegah infeksi luka, penting mempertahankan lingkungan yang bersih dan higienis, caranya bersihkan luka dan area di sekitarnya dengan air matang (air yang sudah dimasak dan didinginkan) dan gunakan plester yang tepat untuk melindungi luka agar kuman tidak masuk.
Tak kalah penting adalah mempertahankan kelembaban agar pembentukan kulit baru tidak terganggu. Plester luka dengan medical-grade dapat membantu perawatan luka ringan dengan aman dan efektif, serta mencegah infeksi lanjutan yang dapat berdampak pada kualitas kesehatan jangka panjang.
Kesempatan sama, Joice Simanjuntak, Head of Marketing Essity for Central & East Asia, menyampaikan kampanye edukatif ‘Beda Luka, Beda Plester’ hendak mengajak masyarakat Indonesia memahami bahwa setiap luka memiliki karakter dan kebutuhan plester yang berbeda.
“Melalui kampanye Beda Luka Beda Plester, kami ingin mengajak masyarakat lebih sadar pentingnya perawatan luka yang benar dan aman sesuai standar medis, namun bisa dilakukan sendiri di rumah,” ujar Joice.
Kolaborasi jangkauan edukasi lebih luas
Untuk mendukung kampanye ini, Essity hadirkan Leukoplast® Red First Aid, plester jnovatif berstandar medis untuk kebutuhan perawatan luka ringan, dengan inovasi yang khusus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia sebagai solusi perawatan luka ringan yang memberikan perlindungan komprehensif bagi keluarga.
Sebagai solusi penanganan pertama luka ringan, Leukoplast® hadir dalam tiga varian yang dirancang untuk membantu perawatan luka ringan di berbagai lokasi luka, dengan kebutuhan berbeda: Leukoplast® Elastic,
Leukoplast® Aqua Pro, dan Leukoplast® Barrier.
Joice menyampaikan, kampanye ‘Beda Luka, Beda Plester’ juga berkolaborasi bersama tiga jaringan retail besar Guardian, Watsons, dan Apotek K-24 untuk membuka akses lebih luas terhadap edukasi dan produk perawatan luka modern bagi masyarakat di seluruh Indonesia.

Kampanye akan menjangkau 250 titik di tahun ini. Di setiap titik edukasi, pengunjung dapat belajar tahapan merawat luka mulai dari membersihkan luka, memilih plester yang tepat, dan melakukan perawatan lanjutan yang aman.
Edukasi didukung dengan video singkat, materi visual, dan QR code untuk akses informasi digital.
Lebih lanjut, Essity juga membangun sinergi dengan organisasi medis profesional seperti PABI, Asosiasi Perawat Luka di Indonesia, dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) untuk menyelenggarakan pelatihan perawatan luka dasar yang disertai Satuan Kredit Profesi (SKP) bagi lebih dari 2.000 apoteker dan asisten apoteker di seluruh Indonesia.
Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kapasitas apoteker dan asisten apoteker sebagai ujung tombak edukasi kesehatan, sehingga mereka dapat memberikan edukasi langsung dan terpercaya kepada masyarakat tentang praktik perawatan luka yang tepat. (BS)