Berandasehat.id – Masyarakat kerap abai ketika gejala mata kering seperti mata sepet, perih dan lelah muncul, dan dianggap sebagai hal biasa. Padahal, tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap mata kering berpotensi membuat kondisi yang tidak tertangani menjadi lebih berat.
Menurut dr. Eka Octaviani Budiningtyas, SpM, pasien yang datang karena mata kering jumlahnya sangat banyak, sebagian besar datang ketika kondisinya sudah cukup parah, bahkan tidak tahu terkena mata kering.
“Gejala awal seperti mata terasa sepet, perih, dan lelah sudah muncul sejak lama tapi diabaikan. Jika mereka sadar gejalanya dan ditangani sejak awal, kondisi ini bisa dicegah agar tidak berkembang menjadi lebih berat,” ujar dr. Eka, spesialis mata yang berpraktik di JEC Eye Hospitals and Clinics dalam temu media sosialisasi mata kering oleh Insto di Jakarta, baru-baru ini.
Lebih lanjut dr. Eka menyarankan, bagi yang mengalami gejala mata kering, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis mata. “Tujuannya agar dapat dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap derajat, penyebab, dan tata laksana mata kering yang sesuai. Mata kering itu jenis dan derajatnya berbeda-beda,” terangnya.

Perawatan mata kering, sebut dr. Eka, dapat dilakukan dengan kompres hangat, latihan berkedip, lid hygiene, dan pemakaian artificial tears sebagai pengganti air mata serta vitamin penunjang seperti omega-3. “Namun untuk gejala yang berat, mungkin perlu dilakukan operasi,” bebernya.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang mata kering, PT Combiphar melalui merek Insto merilis kampanye Bebas Mata SePeLe (SEpet, PErih, LElah), merupakan gejala mata kering.
“Rendahnya kesadaran masyarakat tentang mata kering mendorong kami meluncurkan kampanye ‘Bebas Mata SePeLe’ untuk meningkatkan kesadaran akan gejala mata kering dan pentingnya penanganan mata kering sejak dini,” ungkap Weitarsa Hendarto, Direktur PT Combiphar.
Farah Feddia, GM Eye Care Combiphar, menambagkan keseriusan Insto dalam memahami literasi masyarakat terhadap mata kering diwujudkan melalui berbagai riset dan survei yang dilakukan secara berkelanjutan. “Salah satu temuan kami menunjukkan bahwa 4 dari 10 orang mengalami mata kering, namun separuhnya tidak menyadari kondisinya,” ujarnya.
Fakta ini menegaskan pentingnya upaya edukasi yang lebih luas. Karena itu, melalui kampanye ‘Bebas Mata SePeLe’, imbuh Farah, Insto merupaya meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus menghadirkan solusi yang sesuai kebutuhan, agar masyarakat Indonesia dapat menjaga kesehatan mata dan tetap produktif.
Kampanye ‘Bebas Mata SePeLe’ berlangsung sejak Agustus 2025 dan digelar di berbagai kota, mulai Yogyakarta, Bandung, hingga Jakarta, berlokasi di Gandaria City, Jakarta (7–9 November 2025).
Ajang ini menawarkan pemeriksaan mata kering secara gratis, zona edukasi interaktif yang menyajikan informasi lengkap tentang gejala mata kering, serta aktivitas hiburan seputar mata kering lainnya. (BS)