Berandasehat.id – Diagnosis kanker ginjal bergantung pada pemindaian tomografi terkomputasi (CT) dan penggunaan zat kontras. Pemeriksaan ini memberikan gambaran rinci kepada ahli radiologi tentang struktur ginjal dan potensi kelainan.
Salah satu tantangan global utama dalam radiologi adalah kekurangan ahli radiologi, sementara jumlah studi pencitraan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini semakin meningkatkan beban kerja tenaga kerja yang sudah kewalahan dan membuat peran alat pendukung tambahan dalam interpretasi gambar menjadi semakin penting.
Dalam konteks ini, alat berbasis AI dapat memberikan dukungan yang berharga bagi ahli radiologi.
Para peneliti telah mengembangkan alat berbasis AI yang mempercepat deteksi kanker ginjal. Efektivitas perangkat ini telah divalidasi dalam sebuah studi yang diterbitkan di Communications Medicine.
Untuk mendukung para klinisi dalam menginterpretasikan citra medis yang kompleks, para ilmuwan komputer di Universitas Tartu, bekerja sama dengan Better Medicine, telah mengembangkan solusi berbasis pembelajaran mesin yang disebut BMVision.
Solusi ini menganalisis citra CT dan membantu ahli radiologi mendeteksi lesi ganas dan jinak dengan lebih cepat dan andal.

Efektivitas BMVision dievaluasi dalam studi retrospektif yang dilakukan di Rumah Sakit Universitas Tartu. Enam ahli radiologi meninjau 200 pemindaian CT, masing-masing dengan dua cara: dengan dan tanpa bantuan AI.
Kajian itu menghasilkan 2.400 pembacaan individual, yang dibandingkan di beberapa indikator klinis, termasuk sensitivitas diagnostik, akurasi pengukuran tumor, kecepatan pelaporan, dan kesepakatan antar ahli radiologi.
Hasilnya sangat mengesankan. Penggunaan AI mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan lesi ganas sekitar sepertiga.
Studi ini menegaskan bahwa AI tidak menggantikan ahli radiologi tetapi berfungsi sebagai asisten yang andal dan ‘mata kedua’. Alat-alat tersebut memungkinkan dokter untuk lebih fokus pada kasus-kasus yang paling membutuhkannya, sekaligus memberi pasien peluang lebih baik untuk diagnosis dini.
“Studi ini menambah bukti yang semakin banyak bahwa alat AI modern yang dikembangkan di laboratorium penelitian dapat memberikan dampak nyata dalam praktik klinis dan mendukung dokter dalam pekerjaan sehari-hari,” kata Profesor Madya Kecerdasan Buatan dan salah satu pendiri Better Medicine, Dmytro Fishman.
Dia menambahkan, hal itu menunjukkan bahwa penelitian AI dalam bidang kedokteran tidak hanya bermakna, tetapi juga benar-benar dapat digunakan untuk kebaikan.
Menurut Profesor Radiologi di Rumah Sakit Universitas Tartu, Dr. Pilvi Ilves, pengenalan alat berbasis AI dapat meningkatkan kualitas diagnostik dan memungkinkan deteksi dini kanker ginjal. “Meskipun solusi ini sejauh ini hanya digunakan di Rumah Sakit Universitas Tartu untuk tujuan penelitian, sekarang sedang diintegrasikan ke dalam alur kerja klinis. Di masa mendatang, semua pemindaian CT perut yang dilakukan di rumah sakit kami akan diproses melalui BMVision,” kata Ilves.
Better Medicine memperoleh tanda CE untuk BMVision, yang menegaskan bahwa produk tersebut memenuhi standar lingkungan, kesehatan, dan keselamatan Kawasan Ekonomi Eropa.
Hal ini menjadikan BMVision sebagai alat AI pertama yang tersedia di pasaran yang membantu mendeteksi kanker ginjal sejak dini dan menilainya dengan lebih akurat. (BS)